Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Transisi yang dibentuk Kementerian Pemuda dan Olah Raga (Kemenpora) tengah menindaklanjuti temuan awal Tim Sembilan terkait dugaan praktik korupsi di tubuh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Ketua Tim Transisi Bibit Samad Rianto mengatakan, timnya masih mendalami sejumlah informasi, data, dan dokumen yang telah diperoleh terkait dugaan praktik korupsi yang menggerogoti organisasi otoritas sepakbola tanah air itu.
"Informasi awal sudah ada, tetapi kami tidak bisa banyak bicara dulu. Kami masih mendalami temuan awal terkait korupsi dan mafia itu," kata Bibit kepada CNN Indonesia, Kamis (4/6).
Bibit menjelaskan, Tim Transisi masih butuh waktu untuk mempejalari sejumlah informasi dan berkas yang saat ini sudah mereka kantongi. Jika ditemukan bukti awal yang cukup, Tim tidak akan segan untuk menyerahkan kepada aparat yang berwenang, termasuk kepada Komisi Pemberantasan Korupsi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Bibit, informasi mengenai sejumlah kasus sudah diterima Tim Transisi. Termasuk dugaan penyimpangan dalam menjalankan peraturan perundang-undangan terkait olahraga dan sepakbola. "Selama ini peraturan yang ada tidak dijalankan dan tidak ada yang menyoalkan. Tetapi sekarang begitu disoalkan, mereka keberatan. Ini yang mau kami benahi juga," tutur Bibit.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi tetap membekukan PSSI meskipun ada ancaman saksi dari otoritas sepakbola internasional FIFA. Akibat intervensi pemerintah itu, FIFA menjatuhkan sanksi kepada PSSI pada 30 Mei 2015.
PSSI dianggap telah melanggar Pasal 13 dan Pasal 17 Statuta FIFA yang melarang intervensi pemerintah di tubuh PSSI. Hal ini membuat Indonesia dipastikan absen mengikuti enam turnamen internasional.
Keenam turnamen itu adalah Piala Dunia 2018 dan Piala Asia 2019, Kualifikasi AFC U-16 dan AFC U-19; turnamen regional wanita AFC U-14; turnamen futsal wanita AFC 2015; kualifikasi futsal AFC 2016 zona ASEAN-turnamen futsal AFF; dan Piala AFC 2015.
(rdk)