Ruhut: Sutiyoso Anggota KIH yang Belum Dapat Apapun

Christie Stefanie | CNN Indonesia
Kamis, 11 Jun 2015 06:21 WIB
Ruhut membantah jika ditunjukanya Sutiyoso sebagai Kepala BIN adalah upaya bagi-bagi jabatan ala Jokowi. Sutiyoso dinilai Ruhut sosok berkualitas.
Ketua Umum Partai Hanura Wiranto (tengah) berbincang dengan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh (kanan) dan Ketum PKPI Sutiyoso (ketiga kanan) saat menghadiri pelantikan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) di Istana Negara, Jakarta, Senin (19/1). (ANTARA FOTO/Andik Wahyu)
Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul menilai wajar atas dicalonkannya Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia Sutiyoso menjadi Kepala Badan Intelijen Nasional. Menurutnya, hal itu dikarenakan Sutiyoso menjadi salah seorang yang turut menyuksesan Jokowi menjadi presiden.

"Secara politik, saya lihat Pak Jokowi sangat hormati siapapun yang menyukseskan beliau," ujar Ruhut di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (10/6). Menurutnya, tak bisa dipungkiri bahwa PKPI yang dipimpin Sutiyoso adalah salah satu pengusung Jokowi yang belum mendapatkan jabatan apapun.

"Tak dipungkiri, Pak Sutiyoso itu salah satu dari KIH yang belum dapat apapun," ujar Ruhut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, Ruhut meragukan jika pemilihan Sutiyoso adalah upaya 'bagi-bagi kue' usai pemilihan presiden 2014 lalu. Sosok Sutiyoso dinilai Ruhut tak pantas untuk diragukan kapasitanya.

"Dia berkualitas," kata Ruhut. (Baca juga: Jokowi Tunjuk Bang Yos Jadi Bos Intelijen)

Sutiyoso pernah menjadi Gubernur DKI Jakarta selama dua periode (1997-2007). Saat memimpin, Sutiyoso meluncurkan bus Transajakarta yang punya jalulr khusus untuk menarik warga Jakarta beralih ke transportasi umum. Sebelum jadi Gubernur, lulusan Akabri tahun 1968 ini adalah Panglima Kodam Jaya. Sutiyoso juga Pernah menjadi Wakil Komandan Jenderal Kopassus.

Sedikit berbeda dengan pendapat Ruhut, Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar menuding pemilihan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut sebagai politik balas budi.

"Sutiyoso sudah tidak layak. Bagaimana kapasitas intelijen dia? Kita banyak kasus persoalan dengan BIN seperti kasus pembunuhan Munir (aktivis HAM) dan kasus pelanggaran HAM lain masa lalu," kata Haris. (Baca juga: Harta Calon Panglima TNI Capai Rp 7 Miliar)

Sutiyoso ditunjuk Presiden sebagai calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) untuk menggantikan Marciano Norman.

Pencalonan Sutiyoso ini pun rencananya akan segera diproses di DPR, dan direncanakan untuk dibawa ke dalam rapat paripurna pekan depan.

Sebelumnya, Tim Komunikasi Presiden Teten Masduki mengatakan Dalam catatan Presiden, pengalaman Sutiyoso di ketentaraan, intelijen dan sipil akan sangat membantu penugasan barunya sebagai Kepala BIN, terutama dalam deteksi dini adanya ancaman terhadap stabilitas keamanan. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER