Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu melarang setiap prajurit TNI berkelahi melawan masyarakat. Ia menyatakan, apabila hal tersebut terjadi, prajurit itu lebih baik melakukan harakiri karena membuat malu tentara dan negara.
"Malu-maluin. Sama saja kamu melawan anak kecil, kamu keroyok lagi. Tidak boleh sama sekali. Jangan pernah kamu tempeleng rakyat!” ujar Ryamizard dengan tegas kepada anggota Batalyon Infantri 303 Setia Sampai Mati di Garut, Jawa Barat, Jumat (12/6).
Bekas Kepala Staf Angkatan Darat itu berkata, meskipun saat ini TNI tidak terlibat operasi tempur seperti periode-periode sebelumnya, para prajurit TNI harus tetap siap siaga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ryamizard meminta para raider Komando Strategis Cadangan Angkatan Darat siaga jika sewaktu-waktu harus terjun ke Papua, menghadapi pemberontak.
"Masalah Papua diselesaikan dengan dialog, tapi kalau dibutuhkan harus siap. Kalau ada pemberontak, kalian ke sana. Harus menang. Kalau kalian kalah, yang kalah itu bangsa," tuturnya.
Purnawirawan yang pernah menjadi orang nomor satu di Kostrad ini mengatakan, ia terobsesi pada prajurit Jepang pada Perang Dunia II yang memilih mati daripada menyerah. Kepada para raider, Ryamizard bercerita tentang peristiwa Iwo Jima.
Batalyon raider merupakan satuan pasukan khusus infantri pada Angkatan Darat. Pasukan ini memiliki berbagai keahlian khusus seperti antiteror dan antigerilya dengan penyergapan udara.
Menteri Koordinator Politik, Hukun dan Keamanan Tedjo Edhy juga pernah angkat bicara tentang perkelahian yang melibatkan prajurit TNI.
Usai pertikaian antara anggota Komando Pasukan Khusus dan TNI AU di Sukoharjo, Jawa Tengah, misalnya, Tedjo menganalogikan perbuatan prajurit beda matra itu sebagai kenakalan anak remaja. (Baca:
Bentrok dengan TNI AU, Tujuh Anggota Kopassus Jadi Tersangka)
Untuk mencegah para prajurit melakukan perbuatan melawan hukum, Tedjo mendesak pimpinan satuan untuk aktif mengendalikan pasukannya.
"Harusnya ada kontrol dari pimpinan, ada kontrol dan membina bawahannya agar tidak seperti itu. Inilah pentinganya pembinaan satuan," tuturnya awal Juni lalu di Jakarta.
(obs)