Dalam Dua Hari Jokowi Minta Menteri Serahkan Laporan Kerja

Resty Armenia | CNN Indonesia
Senin, 15 Jun 2015 21:39 WIB
Tak hanya meminta laporan pencapaian program kerja sejak November sampai dengan April, Presiden juga meminta menteri menyerahkan rencana program ke depan.
Presiden Joko Widodo memimpin Rapat Kabinet bersama seluruh Menteri Kabinet Kerja di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Rabu (13/5). Presiden menegur beberapa kementerian untuk menyelesaikan administrasi penganggaran, karena akan menimbulkan masalah dalam pencairan anggaran, serapan anggaran, dan berimbas melemahnya pertumbuhan ekonomi. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta tiap kementerian dan lembaga untuk melaporkan capaian program dalam enam bulan lalu dan rencana program dalam enam bulan ke depan.

"Saya ingin menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan pencapaian program yang telah kita lakukan. Untuk itu, pertama saya minta seluruh kementerian dan lembaga laporan pencapaian program selama enam bulan, mulai November sampai April. Saya minta dalam dua hari ini bisa diselesaikan," ujar Jokowi.

"Kedua, menyampaikan rencana program ke depan yaitu Mei sampai Oktober secara rinci, tetapi tidak lebih dari dua halaman," kata dia saat membuka Sidang Kabinet Paripurna dengan tema Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016 di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Senin (15/6).

Tak hanya itu, dalam rangka menindaklanjuti rapat terbatas (ratas) soal penggunaan produk dalam negeri yang telah digelar minggu lalu, Jokowi mengaku telah menyampaikan kepada seluruh kementerian dan lembaga, terutama kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), untuk mengurangi produk dan barang-barang impor kementerian dan lembaga, sehingga mampu menginventarisasi daftar kebutuhan barang.

"Yang kedua, kalau barang-barang itu harus diimpor, tolong dilihat lagi, bisa ada substitusi barangnya atau tidak yang bisa diproduksi di dalam negeri," ujarnya.

Selanjutnya, Jokowi memerintahkan kepada Menteri Perindustrian Saleh Husin untuk mencarikan solusi di mana barang-barang tersebut bisa diproduksi.

"Contohnya banyak. Misalnya, pipa. Banyak impor, padahal di Batam produksi kita sudah sangat bagus, punya kualifikasi bagus, kuantitas bagus, tapi hanya terpakai 40 persen, karena kita itu impor," kata Jokowi.

Bekas Gubernur DKI Jakarta itu lantas mendesak kementerian dan lembaga untuk berhenti mengimpor barang-barang yang akan menjadi inventaris. "Ini sudah tidak boleh lagi. Stop! Agar neraca perdagangan kita bisa lebih baik dan produksi perdagangan kita bisa semakin bergerak," tegasnya. (meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER