Wagub Djarot Gagas Pencak Silat sebagai Muatan Lokal di SD

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Selasa, 16 Jun 2015 23:30 WIB
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat juga mengusulkan seni tari masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Sekelompok pemencak silat memperlihatkan jurus pencak silat saat acara 1000 Pendekar dan Gelar Pangsi Betawi di Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Minggu, 14 Juni 2015. Atraksi dari berbagai perguruan silat se-Jakarta ini dalam rangka menyambut HUT Jakarta. CNN Indonesia/Safir Makki
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengusulkan agar pencak silat masuk sebagai muatan lokal di sekolah dasar. Hal ini disampaikan Djarot sebagai bagian dari bentuk pelestarian budaya Betawi yang sedang diperjuangkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan membentuk Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pelestarian Budaya Betawi.

"Saya pribadi mengusulkan beberapa (budaya Betawi) seperti pencak silat masuk muatan lokal anak SD. Dipelajari sejak SD supaya badannya sehat, kuat," kata Djarot saat ditemui seusai Rapat Paripurna DPRD DKI Jakarta yang membahas tentang Raperda Kepariwisataan dan Pelestarian Budaya Betawi di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (16/6). (Baca: Laga Seribu Pendekar di Jantung Ibu Kota)

Djarot juga mengusulkan seni tari masuk dalam kegiatan ekstrakurikuler. "Budaya-budaya tari bisa masuk ekstrakurikuler di SD atau SMP. Bisa kita tanamkan sejak kecil tidak bisa budaya hanya diperkenalkan pada usia yang sudah dewasa," ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam rapat paripurna yang dilangsungkan pada Selasa (16/6) siang tersebut, beberapa fraksi DPRD DKI Jakarta juga mengusulkan agar bentuk pelestarian budaya ini dimasukkan ke dalam muatan pendidikan. Pasalnya, lembaga pendidikan memiliki peran sangat penting dalam pelestarian budaya Betawi. Bahkan perlu adanya muatan pembelajaran tentang kebudayaan Betawi pada kurikulum di sekolah.

Tak hanya melalui bidang pendidikan, upaya pelestarian budaya Betawi juga akan diwujudkan Pemprov DKI Jakarta dengan membuat Perkampungan Budaya Betawi. Saat ini wilayah yang sedang fokus dikembangkan pemprov adalah Setu Babakan.

"Kami kan sudah membangun banyak fasilitas untuk pelestarian budaya betawi, terutama perkampungan budaya betawi kami fokus di Setu Babakan kemudian ada di Srengseng Sawah dan itu wajib harusnya," ujar Djarot.

Namun, anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Golkar meminta agar Pemprov DKI memperbanyak area kampung budaya tersebut. Sebab, menurut mereka, masih banyak wilayah lain yang masih banyak didominasi etnis Betawi asli, seperti Tanah Abang, Klender, Cengkareng, dan Tugu.

Menanggapi usulan tersebut, Djarot menilai kampung budaya tak harus ada di semua wilayah. Lebih baik sedikit tapi penggarapannya maksimal dibandingkan banyak namun terbengkalai.

"Tidak harus ada di semua wilayah, beberapa saja tapi fokus di situ. Yang penting dikelola dengan baik dan menjadi daerah tujuan wisata bukan hanya sekadar ada kemudian ditelantarkan," tegasnya.

Untuk saat ini, Djarot mengatakan Pemprov DKI Jakarta masih ingin mencari lokasi lain yang kiranya tepat untuk dikembangkan menjadi kampung budaya Betawi, selain Setu Babakan. Hal ini guna mendorong terwujudnya pelestarian budaya Betawi yang sedang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER