KSAD Gatot Sebut Proxy War Tantangan Pertahanan Indonesia

Abraham Utama | CNN Indonesia
Rabu, 17 Jun 2015 16:39 WIB
Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan perang proksi ialah perang di mana salah satu kubu menggunakan pihak ketiga.
Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Gatot Nurmantyo (kanan) meneriakkan yel-yel bersama prajurit saat mengunjungi lomba peleton tangkas di kawasan perbukitan Menoreh Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Kamis (11/6). (DetikFoto/Anis Efizudin)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan perang proksi (proxy war) merupakan ancaman bagi pertahanan Indonesia dalam masa mendatang. Hal itu disampaikan Gatot di acara pertahanan Indonesia di Kantor Lembaga Ketahanan Nasional, Jakarta, Rabu (17/6). 

"Ini adalah perang yang memanfaatkan pihak ketiga," ujar Gatot. Artinya, salah satu dari dua kubu yang berperang menggunakan pihak ketiga sebagai pengganti untuk berkelahi satu sama lain secara langsung. (Lihat juga: Delapan Persoalan untuk Calon Panglima TNI)

Dalam acara tersebut turut hadir Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Kapolda Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian, Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal Agus Sutomo, Gubernur Lemhanas Budi Susilo Soepandji serta lurah dan camat dari beberapa wilayah di Jakarta, Depok dan Bekasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jenderal bintang empat yang dicalonkan Presiden Joko Widodo menjadi Panglima TNI ini menjelaskan Indonesia sebenarnya telah mengalami perang jenis ini beberapa kali. Gatot menyebut konflik Timor Timur (sekarang Timur Leste) dan dua konflik horizontal di Kalimantan Barat dan Maluku sebagai contoh.

Gatot menjelaskan lepasnya Timor Timur dari Indonesia pada 1999 dilatarbelakangi perebutan energi. Ia berkata ketika itu pemerintah Australia saat itu merasa rugi akibat sebuah perjanjian dengan Indonesia. Alhasil, mereka lantas mempengaruhi masyarakat Timor Timur agar dapat mengeruk keuntungan. (Baca juga PR untuk Panglima TNI Berikutnya: Pembangunan Kesejahteraan)

Dalam acara ini, Gatot juga berbicara soal teori pergeseran peta konflik dunia pada masa depan. Ia memprediksi seiring dengan habisnya sumber energi fosil, konflik antarnegara akan bergeser dari Timur Tengah menuju kawasan ekuator. Pada masa itulah, menurutnya, Indonesia akan menghadapi ancaman peperangan yang nyata.

Saat dikonfirmasi pewarta usai ceramah, Gatot membantah forum itu diadakan sebagai pemanasan jelang uji kelayakan dan kepatutan yang akan dijalaninya di hadapan anggota DPR pekan depan.

"Pastilah saya melakukan persiapan. Saya sendiri belum tahu kapan uji kelayakan dan kepatutan," kata Gatot. (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER