Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Sumarna Surapranata yang baru saja dilantik hari ini menyatakan akan memusatkan perhatiannya kepada permasalahan sertifikasi guru sebagai langkah peningkatan kompetensi guru.
Pria yang akrab disapa Pranata ini mengatakan, tahun ini kuota untuk sertifikasi guru adalah sebanyak 70 ribu. Namun, sejauh ini, yang memenuhi persyaratan baru 63 ribu orang.
"Artinya, masih ada masalah di sana. Kami akan segera melakukan percepatan. Kami akan kaji lagi apakah guru yang diangkat sebelum tahun 2005 telah selesai disertifikasi atau belum," kata Pranata usai pelantikan pejabat eselon I di Gedung Kemendikbud, Jakarta Selatan, Rabu (17/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pranata mengatakan pihaknya akan mengkaji ulang hasil uji kompetensi guru (UKG). Bila masih ditemui adanya guru yang berkualifikasi kurang, maka kementerian akan memberikan pembinaan. Untuk saat ini, Direktoratnya pun masih mencari ramuan yang efektif untuk menangani masalah tersebut.
"Ada sekitar 1,6 juta guru yang sudah ikut UKG. Dari jumlah tersebut, sebanyak 1,3 juta guru kompetensinya berada pada nilai nol hingga enam," kata Pranata. Karenanya, dia mengatakan perlu adanya peningkatan kualitas guru-guru tersebut.
Di sisi lain, Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Mohamad Sohibul Iman, mengapresiasi pembentukan Ditjen GTK di bawah Kemendikbud. Dia berharap di bawah Ditjen tersebut, permasalahan sertifikasi guru dapat segera diselesaikan.
"Banyak guru yang hanya kejar sertifikasi dengan cara yang tidak baik. Belum lagi, maraknya ijazah palsu menambah kerumitan masalah ini," katanya.
Agar kompetensi guru meningkat, Sohibul berpendapat, Kemendikbud harus fokus juga pada pembinaan guru yang telah disertifikasi. "Pembinaan tidak boleh berhenti. Dengan begitu, kualitas guru akan terus meningkat," katanya.
(meg)