Prajurit TNI AD Ikut Siaga Jaga Ambalat

Abraham Utama | CNN Indonesia
Kamis, 18 Jun 2015 01:00 WIB
Meski perairan Ambalat merupakan domain TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara, prajurit Angkatan Darat mengaku selalu standby.
Ratusan personel TNI mengikuti apel pasukan pemukul reaksi cepat sebelum mengikuti latihan di Mako Armada Timur, Dermaga Ujung, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (24/3). (Antara Foto/Zabur Karuru)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan prajuritnya siaga setiap saat untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia di Blok Ambalat. Pun meski prajurit AD hanya berperan sebagai pelapis pada operasi pengamanan perairan Ambalat.

"Angkatan Darat selalu siap 24 jam," kata Gatot di Jakarta, Rabu (17/6), usai berceramah di hadapan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian, Pangdam Jaya Mayor Jenderal Agus Sutomo, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Budi Susilo Soepandji, serta lurah dan camat dari wilayah di seputar Jakarta, Depok, dan Bekasi.

Ditemui pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal Wuryanto mengatakan institusinya tidak hanya menempatkan prajurit di daratan sekitar Blok Ambalat, tapi juga di seluruh perbatasan Indonesia dengan negara tetangga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Namanya prajurit TNI AD, bukan cuma Ambalat, tapi di mana-mana standby, siaga dalam kondisi seperti apapun," ujarnya. Operasi pengamanan perairan Ambalat sendiri merupakan domain TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara.

Saat ini TNI Angkatan Laut dan Angkatan Udara menggelar Operasi Sakti di sekitar Blok Ambalat. Kedua matra TNI itu menurunkan tiga kapal perang dan jet tempur Sukhoi Su-27, Su-30, serta tiga F-16 Fighting Falcon. Ini juga untuk mencegah pesawat tempur asing yang menerobos masuk ke Ambalat yang selama ini kerap menjadi sengketa Indonesia dan Malaysia. (Baca: Sejarah Panjang Kemelut RI-Malaysia di Ambalat)

Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal Fuad Basya menyatakan pesawat tempur Malaysia telah sembilan kali melanggar batas wilayah RI selama periode Januari hingga Juni tahun ini. Sembilan pelanggaran yang dilakukan Malaysia itu dilakukan saat pesawat tempur Indonesia sedang tidak beroperasi di langit Kalimantan atau Makassar, Sulawesi Selatan.

“Sembilan itu tidak kami intercept (cegat) karena tak ada di lokasi. Malaysia masuk saat tahu pesawat kita tak ada di Tarakan atau Pontianak," kata Fuad kepada CNN Indonesia, Selasa (16/6). (Baca: TNI Geram, Pesawat Tempur Malaysia Masuk Ambalat 9 Kali)

Sementara Kementerian Luar Negeri RI mengatakan akan menindaklanjuti permintaan Panglima TNI untuk melayangkan nota protes ke pemerintah Malaysia terkait pelanggaran wilayah udara itu. Bahkan menurut Juru Bicara Kemlu RI Arrmanatha Christiawan Nasir, sejak Januari 2015 Indonesia terhitung sudah mengirimkan nota protes ke Malaysia sebanyak 7 kali. (Baca: Menlu Kumpulkan Informasi Pelanggaran Udara Malaysia di RI)

TNI memperketat pengamanan di Ambalat karena khawatir blok laut yang kaya minyak itu bakal mengalami nasib serupa Pulau Sipadan dan Ligitan yang lepas dari Indonesia dan jatuh ke tangan Malaysia. (Baca: Dibayangi Jet Malaysia, Ambalat Dicemaskan TNI Lepas dari RI) (meg/meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER