Jakarta, CNN Indonesia -- Wacana perombakan kabinet kembali menguat setelah Presiden Joko Widodo menerima laporan kinerja Kementerian periode November 2014-Mei 2015 dan perencanaan Juni-November 2015, pada pertengahan Juni ini. Saat itu, Jokowi mengatakan kepada media ada menteri yang mendapatkan rapor merah, kuning dan hijau.
Menanggapi wacana rombak kabinet, beberapa pengamat dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan dari keseluruhan menteri Kabinet Jokowi-JK, yang dinilai paling memiliki performa baik adalah Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.
(Lihat Juga: Isu Rombak Kabinet Merebak, Menteri-Menteri Pasrah)"Saya tidak mau satu persatu menilai karena terlampau banyak yang biasa saja. Yang
perform menurut saya cuma Bu Susi saja tapi secara spesifik yang bisa menilai Pak Jokowi sendiri," kata pengamat politik LIPI, Syamsuddin Haris, saat dihubungi CNN Indonesia, Senin (22/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syamsuddin menilai kinerja Kabinet Jokowi-JK selama ini masih belum maksimal. Meski demikian, dia tidak menyarankan rombak kabinet dilakukan dalam waktu dekat. Untuk idealnya, dia berpendapat reshuffle bisa dilakukan minimal satu tahun bekerja.
(Baca Juga: Ditanya Isu Reshuffle, Pimpinan Partai KIH Irit Bicara)Lalu ditanya mengenai jatah menteri partai, Syamsuddin berharap untuk ke depan, pemerintah bisa lebih mencari banyak menteri dari latar belakang profesional.
"Kalau menteri dari profesional bisa fokus. Sementara, menteri dari parpol biasanya mendua, satu ke partai satu ke pemerintah," ujar dia.
Senada dengan Syamsuddin, pengamat politik LIPI lainnya, Ikrar Nusa Bhakti, mengatakan kinerja Susi Pudjiastuti termasuk yang paling bagus. Alasannya, adalah selain populer diantara masyarakat, Susi juga dinilai paling banyak bekerja diantara menteri Kabinet Jokowi-JK lainnya.
"Namun, tidak bisa digeneralisir. Ada macam-macam menteri dalam Kabinet Jokowi-JK. Ada yang populer dan banyak kerja, ada yang populer tapi tidak bekerja, serta ada yang banyak kerja tapi sepi pemberitaan," kata Ikrar.
Oleh karena itu, dia berpendapat semestinya pemerintah memikirkan kembali wacana reshuffle kabinet. Menurutnya, merombak kabinet belum tentu menumbuhkan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi baik dari masyarakat Indonesia ataupun dunia internasional.
"Jangan hanya karena pendapat partai A atau survei B (alasan politis) maka reshuffle dijadikan tujuan," kata Ikrar.
(Lihat Juga: Survei: Soal Reshuffle Puan Layak Diganti dan Susi Favorit)Sebelumnya, Presiden Jokowi menyebutkan bahwa ada kementerian yang kinerjanya mendapat nilai merah. "Ya ada. Merah, kuning, hijau. Biasa," ujar Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (18/6).
Meski demikian, ia enggan menyebutkan siapa saja menteri yang mendapatkan rapor berkinerja kurang baik itu. "Hehehe... Ada lah nanti. Kalau sudah selesai akan saya sampaikan," kata dia.
(utd)