Unhan Jalin Kerja Sama dengan Perusahaan Pertahanan Swedia

Abraham Utama | CNN Indonesia
Senin, 29 Jun 2015 22:02 WIB
Universitas Pertahanan mengikat kerja sama dengan perusahaan pertahanan asal Swedia, Svenska Aeroplan Aktiebolaget (SAAB).
Pekerja melewati kendaraan tempur Tank AMX-13 di pabrik PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Sabtu 27 September 2014. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Universitas Pertahanan mengikat kerja sama dengan perusahaan pertahanan asal Swedia, Svenska Aeroplan Aktiebolaget (SAAB). Kerja sama tersebut berkonsep triple helix, yakni gagasan yang mendorong sinergitas antara pelaku industri, akademisi dan pemerintah.

Rektor Unhan, Laksamana Madya Desi Albert Mamahit, menuturkan letter of intent yang ia tandatangani berdurasi dua tahun.  Selama periode itu, universitasnya akan fokus menggali ilmu pertahanan baik dari ahli yang bekerja di SAAB maupun akademisi dari lembaga-lembaga pendidikan di Swedia.

Pengembangan data link atau sinergi data di antara lembaga pertahanan merupakan dalah satu bidang yang akan dipelajari para mahasiswa dan pengajar Unhan dari SAAB. Mamahit berkata, selama ini persoalan data link belum terselesaikan di internal TNI.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selama ini data agak susah digunakan institusi lain dengan bermacam alasan, seperti data berkategori rahasia," kata Mamahit di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Senin (29/6).

Ketika berkunjung ke sentra industri SAAB di Goteberg, Swedia, Mamahit menyaksikan kemampuan perusahaan tersebut mengumpulkan, mengolah dan mendistribusikan data-data pertahanan. "Data digabungkan, diolah sistem dan validitasnya tinggi. Selain itu dapat digunakan siapa saja, misalnya coast guard, SAR, angkatan laut dan lembaga lainnya," ujarnya.

Lebih dari itu, Mamahit mengatakan kerja sama yang Unhan jalin dengan SAAB merupakan bagian dari persiapan institusinya membentuk fakultas teknologi dan industri pertahanan. Ia menargetkan, pada tahun 2017 fakultas tersebut sudah bisa dibuka.

Sebagaimana konsep triple helix, Unhan hendak menyerap ilmu SAAB dalam mengembangkan teknologi dan memproduksi alat-alat tempur.

Setelah transfer ilmu tersebut, Mamahit berkata, universitasnya harus dapat menghasilkan lulusan yang berperan positif pada industri pertahanan dalam negeri. Tujuannya, pemerintah bisa memperoleh alutsista yang mumpuni dari dalam negeri.

Setidaknya terdapat lima badan usaha milik negara yang bergerak di sektor industri pertahanan, yakni PT Dahana, PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT LEN Industri, dan PT Dok Kodja Bahari.

Selain itu, terdapat pula perusahaan perseorangan yang bersaing di sektor serupa, misalnya PT Saba Wijaya Persada, PT Sari Bahari, PT Palindo Marine, PT Garda Persada, dan PT Daya Radar Utama.

Sebelum ini, SAAB juga sudah menjalin hubungan dengan TNI AL. Perusahaan yang berdiri tahun 1937 itu memberikan beasiswa kepada sepuluh perwira TNI AL untuk mengikuti kursus manajemen inovasi selama tiga minggu di Swedia.

Memiliki pelanggan di lebih dari 100 negara, konsentrasi SAAB lebih diarahkan pada pengembangan alutsista udara (45 persen). Sektri darat (22 persen) dan laut (14 persen) menjadi prioritas mereka selanjutnya.

Pesawat tempur supersonik dengan nama produksi Gripen merupakan jualan utama SAAB. Ditemui pada kesempatan yang sama, Direktur SAAB Indonesia Peter Carlqvist mengakui Indonesia sebagai pasar potensial di kawasan Asia Pasifik.

Peter berkata, perusahaannya ingin berkontribusi mengembangkan manufaktur pertahanan Indonesia. "Konsep triple helix memberikan banyak manfaat bagi masa depan masyarakat, tidak hanya industri pertahanan tapi juga penciptaaan lapangan pekerjaan baru," ujarnya. (sip/sip)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER