Jakarta, CNN Indonesia -- Di tengah kabar akan dilakukannya perombakan kabinet, Partai Demokrat tetap menyatakan diri sebagai partai penyeimbang. Jika ada kader Demokrat yang ditunjuk sebagai meteri oleh Presiden Joko Widodo, restu Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono.
"Kami masih merupakan partai penyeimbang. Kalau ada kader Demokrat yang ditunjuk presiden, tentu nantinya harus seizin ketua umum," kata Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan saat ditemui di gedung DPR, Jakarta Selatan, Rabu (1/7).
Sebagai partai penyeimbang, Syarief mengatakan Demokrat tidak akan ada dalam jajaran pemerintahan Jokowi - Jusuf Kalla. Oleh karena itu ia enggan berandai-andai soal kemungkinan Demokrat dapat jatah menteri. "Sudah jelas posisi kami sebagai partai penyeimbang," katanya. (Baca juga:
Puan Nilai Menteri Kabinet Kerja Sudah Bekerja Sesuai Tugas)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Syarief menilai Kabinet Kerja Joko Widodo-Jusuf Kalla terutama di bidang ekonomi dan politik perlu dievaluasi segera. Perombakan diperlukan agar pemerintahan berjalan baik dan menteri bekerja optimal. "Dua bidang itu yang harus ada evaluasi segera,” katanya.
Bidang ekonomi perlu evaluasi segera karena kondisi umum perekonomian Indonesia yang sedang kurang baik. Hal ini ditandai dengan menurunnya daya beli masyarakat, harga-harga kebutuhan pokok yang cenderung naik, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) serta nilai tukar rupiah yang cenderung melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
“Kami menilai, sektor ini perlu evaluasi untuk mengembalikan ekonomi kita pada track yang benar,” kata Syarief.
SIMAK FOKUS:
Siapa Terdepak dari Kabinet Jokowi?Kabar perombakan kabinet terus mengemuka. Beberapa waktu lalu Jokowi bahkan telah mengundang beberapa ekonom untuk meminta masukan terkait rencana reshuffle.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti yang turut hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan, alasan Jokowi mengundang dirinya dan rekan-rekan ekonom lainnya adalah untuk menerima penilaian atas kinerja para menterinya tersebut.
“Tadi kami menyampaikan apa adanya. Sangat terbuka. Bagaimana persepsi kami tentang perekonomian Indonesia saat ini, apa yang perlu dilakukan dalam jangka pendek dan panjang,” ujar Destry di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (29/6). (Baca juga:
Tjahjo Kumolo Dinilai Lakukan Pembusukan Kabinet dari Dalam)
Sementara Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gajah Mada Yogyakarta Tony Prasetiantono memastikan belasan ekonom yang datang menyambangi Jokowi sejak pukul 11.00 WIB tadi sama sekali tidak menyebutkan nama-nama menteri apa saja yang layak diganti.
“Kami tidak mendorong reshuffle, tapi saya merasa rupiah melemah sampai sekarang ini karena rendahnya kepercayaan pasar pada kabinet atau ekspektasinya tak tercapai. Memang ada faktor dari eksternal, tetapi jangan lupakan yang fundamental,” kata Tony.
(sur)