Jakarta, CNN Indonesia -- Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Ferry Kurnia Rizkiyansyah mengimbau Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) untuk menemui pemilih secara langsung dalam proses mencocokan penelitian (coklit) mengenai informasi data pemilih.
"Untuk membuat pencocokan penelitian akurat, PPDP harus bertemu langsung, jika yang sudah meninggal dicoret, yang sudah pindah dicoret, itu akan menjadi pengawasan yang penting," kata Ferry ketika ditemui di Gedung Bawaslu, Jakarta, Kamis (2/7).
Ferry mengatakan proses pencocokan data harus dilakukan secara valid dan akurat agar tidak ada yang keliru. Semua pemilih harus terjaring karena pemilih yang tidak terdata berpotensi menimbulkan konflik. Pemilih yang sudah terdaftar akan diberikan stiker sebagai alat bukti. (Baca:
Polri Butuh Dana Pengamanan Pilkada Rp 1,07 Triliun)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebutkan pencocokan penelitian akan dilakukan selama kurun 15 Juli hingga 19 Agustus 2015. Nantinya akan ada
quality control bagi PPDP seperti kapan waktu datang, berapa yang di data, dan siapa yang di data.
Ferrry mengatakan jika PPDP tidak bekerja dengan baik maka data pemilih bakal kacau. Dia juga mengatakan tidak boleh ada perantara ketika mendata pemilih.
"PPDP harus turun langsung ke lapangan tidak boleh hanya berkomunikasi dengan RT/RW," kata Ferry. (Baca:
Anggaran Pengamanan Pilkada di Daerah Dipastikan Bervariasi)
Ferry menambahkan hingga saat ini PPDP belum terbentuk di semua daerah. Namun saat ini masih cukup waktu sebelum 15 Juli untuk membentuk PPDP.
“Semua data pemilih bisa dilihat di situs KPU,” tuturnya.
(obs)