Jakarta, CNN Indonesia -- Bekas Wakil Panglima Gerakan Aceh Merdeka wilayah Sagoe Kuta Awe Duek, Peureulak Aceh Timur, Fakhruddin Bin Kaseem alias Din Robot, menyatakan niatnya untuk bergabung dengan Negara Islam untuk Irak dan Suriah. Niatan ini dikemukakan lantaran adanya keluhan soal perlakuan yang tak adil dari pemerintah terhadap bekas kombatan GAM.
Pernyataan niat kesiapan untuk bergabung ke dalam barisan kelompok teror ISIS ini, dinyatakan Din Robot dalam sebuah jumpa media di Aceh Timur, kemarin petang. Kepada CNN Indonesia, seorang fasilitator jumpa media yang juga Ketua Tim Pengacara Muslim (TPM) Aceh, Safaruddin mengatakan motif kecemburuan ekonomi menjadi faktor paling penting.
“Kebetulan saya diminta secara teknis untuk bisa memberangkatkan mereka ke Suriah, sebenarnya saya sudah minta untuk berdiskusi dulu, tapi entah bagaimana mereka mungkin sudah kesal dengan keadaan,” kata Safaruddin saat dihubungi, Selasa (7/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Motif ekonomi, kata Safaruddin, merupakan dorongan terkuat bagi para eks kombatan ini mengambil langkah untuk bisa bergabung dengan ISIS. Saat ini, tambahnya, perhatian pemerintah baik daerah maupun pusat terhadap para eks kombatan GAM memang memprihatinkan.
“Banyak kondisi yang tak adil, sebagian bisa menangguk keuntungan sedangkan lainnnya terpuruk dalam kemiskinan, jurang itu jelas terlihat,” ujar Safaruddin mencoba melukiskan kekesalan para kombatan yang berniat masuk ISIS.
Selain itu media massa salah satunya televisi nasional, lanjutnya, tak kurang selalu memberitakan soal tingginya bayaran kerja di ISIS. Alhasil, mereka tergiur dan akhirnya memiliki niat untuk bisa bergabung dengan ISIS.
“Soal bai’at atau apapun itu, mereka belum pikirkan, yang jelas bagi mereka bagaimana caranya bisa menghidupi anak dan keluarga mereka,” katanya.
Menirukan pernyataan Din Robot, ujar Safaruddin, “Daripada membuat kriminal dan kekacauan seperti Din Minimi, dan Syukriadi alias Gambit lebih baik kami berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS karena disana gaji kami dibayar sehingga kami bisa membiayai sekolah anak kami.”
(sip)