Eks Penasihat KPK Nilai Keluarga Penyidik Perlu Dilindungi

Aghnia Adzkia | CNN Indonesia
Selasa, 07 Jul 2015 16:17 WIB
Perlindungan terhadap keluarga bisa dilakukann dengan penjagaan yang lebih ketat.
Mantan Penasehat KPK, Abdullah Hehamahua. (detik.com)
Jakarta, CNN Indonesia -- Eks Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua menilai keluarga penyidik berpotensi menjadi korban teror. Alhasil, perlindungan kepada mereka dari komisi antirasuah perlu dilakukan.

"Lembaga berkewajiban untuk menyiapkan infrastruktur untuk mereka (keluarga penyidik dan pegawai) terlindungi," ujar Abdullah di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (7/7).

Perlindungan tersebut dapat dilakukan dengan beragam cara antara lain keamanan atau penjagaan ketat. Penjagaan keamanan dibutuhkan lantaran keluarga tak menggenggam senjata api laiknya penyidik. (Baca juga: KPK Jaga Ketat Penyidiknya yang Diteror)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau (penyidik) memang menggunakan senjata api dan rompi anti peluru," ucapnya.

Lebih jauh, Abdullah menilai penyidik atau pegawai KPK perlu meyakinkan keluarga masing-masing sebagai benteng dari ancaman teror. Ia menekankan perlunya menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri untuk dapat menghadapinya.

"Sebenarnya di dalam induksi (pengarahan) pegawai baru KPK, selalu saya katakan bahwa ketika anda mendaftar untuk masuk KPK, anda harus sudah tahu 'binatang' apa yang di KPK. Bicarakan ini dengan istri, suami, orang tua, dan keluarga lain sehingga semua risiko sudah diketahui," ujarnya.

Sebelumnya, penyidik KPK Afif Julian Miftah beserta istri dan anaknya menemukan sebuah benda menyerupai bom di sekitar pagar rumah, bilangan Bekasi. Humas Polresta Bekasi AKBP Siswo ketika dikonfirmasi membenarkan teror tersebut yang terjadi pada Minggu (5/7), sekitar pukul 22.00 WIB. (Baca juga: Teror Bom Tak Hambat KPK Lanjutkan Penyidikan)

Sejurus kemudian, Polres Bekasi menelepon tim gegana. Tak lama, tim datang dan membawa benda tersebut ke Markas Komando Brimob untuk diselidiki. Saat ini, kondisi rumah kosong. Seluruh penghuni diusingkan. Di pagar, terdapat sebuah police line.

"Sebelumnya pernah diteror juga, tiga hari sebelum kejadian, ban mobil Honda Frees ditusuk hingga bolong, pernah juga mobil disiram air keras," ujar Siswo. (hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER