Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Sekertaris Negara Pratikno menjelaskan kronologi kesalahan penulisan Bada Intelijen Negara menjadi Badan Intelijen Nasional dalam undangan pelantikan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Letjen (Purn) Sutiyoso dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo kemarin, Rabu (8/7).
Menurut Pratikno, pada Sabtu lalu protokoler istana memang menyiapkan draft undangan pelantikan Kepala BIN dan Panglima TNI. Undangan itu dibuat untuk acara yang digelar pada hari Senin kemarin.
"Usai draft dibuat, undangan kami cek dan hasilnya itu benar tapi ketika dilakukan pencetakan untuk hari rabu kemarin itu ternyata ada kesalahan teknis dalam mekanisme penulisan," kata Pratikno usia menghadiri rapat bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (9/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pratikno mengklaim kesalahan ini merupakan bagian dari kecerobohan pada level petugas teknis. Ia menerangkan sejak dikeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) pelantikan Kepala BIN dan Panglima TNI, susunan undangan dibuat persis merujuk pada Keppres Jokowi tersebut.
Pratikno juga mengatakan akan lebih memperketat kontrol pada bawahannya sehingga masalah serupa tak akan muncul lagi.
Untuk diketahui, pada undangan pelantikan pelantikan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Letjen (Purn) Sutiyoso dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo yang dilaksanakan di Istana Negara, Rabu (8/7) pada pukul 12.45 WIB, Kementerian Sekertaris Negara menuliskan kata 'Nasional' sebagai pengganti kata 'Negara' dalam penjabaran akronim dari BIN.
(sip)