Ahok Tunggu Panggilan Bareskrim

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Jumat, 10 Jul 2015 14:32 WIB
Ahok, sapaan akan Basuki mengaku sudah siap jika sewaktu-waktu akan dipanggil pihak Bareskrim sebagai saksi.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat memberi keterangan pada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, baru-baru ini. (CNN Indonesia/Chrisie Stefanie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku sedang menunggu panggilan dari Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri terkait kasus dugaan korupsi proyek pengadaan Uninterruptible Power Supply (UPS). Apalagi, Bareskrim menyatakan ada kemungkinan kasus lain yang mengiringi korupsi UPS tersebut.  

"Saya juga bakal dipanggil Bareskrim nanti. Saya juga lagi tunggu panggilan," kata Basuki saat ditemui di Balai Kota, Jumat (10/7).

Ahok, sapaan akan Basuki mengaku sudah siap jika sewaktu-waktu akan dipanggil pihak Bareskrim sebagai saksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lagi tunggu waktu karena saya juga tahu di sini seperti apa," ujarnya.

Sejauh ini, pihak Bareskrim Polri sudah menetapkan dua orang tersangka dalam kasus UPS. Mereka adalah Alex Usman dan Zaenal Soleman yang berperan sebagai komitmen. Alex ditahan penyidik setelah dijemput paksa petugas, Mei lalu. Adapun Zaenal hingga saat ini masih melenggang bebas.

Kepolisian juga mengaku masih mengincar tersangka baru dari kalangan eksekutif, legislatif, dan perusahaan rekanan. Namun, hingga saat ini masih belum juga ada tersangka baru ditetapkan. (Baca: Lulung: Ahok Baiknya Mundur karena Banyak Bawahannya Korupsi)

Sementara itu, terkait kasus pengadaan printer dan scanner, beberapa lalu pihak Bareskrim mendapat temuan baru. Mereka menyita beberapa alat berat milik PT TWA, salah satu perusahaan penyalur printer dan scanner ke sekolah-sekolah Jakarta.

Alat berat tersebut dibeli dari hasil penjualan printer dan scanner. Selama ini, alat berat itu disimpan di daerah Sumedang, Jawa Barat. Namun, sampai saat ini, nama tersangka yang terlibat dalam kasus tersebut belum juga diumumkan.

Korupsi UPS maupun printer dan scanner bermula dari laporan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok soal dana siluman di APBD DKI Jakarta 2012-2014 ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). (Baca: Ahok Klaim Kerugian Kasus UPS Melebihi Century dan Hambalang)

Tak lama kemudian ada yang melaporkan ke Polda Metro Jaya soal korupsi UPS. Kasus itu kemudian dilimpahkan Polda Metro ke Mabes Polri. Saat penyidikan kasus korupsi UPS ini, Mabes Polri juga menemukan dugaan korupsi printer dan scanner. (obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER