Moeldoko Akui Pekerjaan Menko Polhukam Sangat Sulit

Abraham Utama | CNN Indonesia
Sabtu, 18 Jul 2015 10:05 WIB
Koordinasi dan pengawasan program kerja adalah dua hal yang biasanya gagal dilakukan seorang Menko menurut mantan Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
Mantan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko (kanan) berdiskusi dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (kiri) beberapa waktu lalu. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Panglima TNI Jenderal Moeldoko belakangan ini disebut masuk daftar pengganti para menteri yang akan dicopot Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jenderal bintang empat ini diisukan akan menggeser mantan Kepala Staf Angkatan Laut Tedjo Edhy Purdijatno dari jabatan Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam).

Saat dikonfirmasi soal kesiapannya jika benar-benar ditunjuk Jokowi, Moeldoko tidak mau berspekulasi. Ia menyebut, isu dirinya akan menggeser Tedjo sebagai gosip belaka.

"Kabar itu hanyalah berita burung di Tanah Abang. Saya sering masuk dalam pusaran isu. Tiga bulan lalu diisukan mendirikan partai politik. Sampai saat-saat terakhir sebagai perwira tinggi TNI, saya tidak mau bicara soal politik," ujar Moeldoko di kediamannya, Jakarta, Jumat (17/7) kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski demikian, Moeldoko ternyata telah menganalisis berat-ringannya tugas Menko Polhukam. Ia berkata, koordinasi dan pengawasan program kerja adalah dua hal yang biasanya gagal dilakukan seorang Menko.

Suami dari Koesni Harningsih memaparkan, tugas koordinasi sebenarnya merupakan persoalan klasik yang selalu lalai diemban seorang pemimpin. "Itu poin yang sulit. Mudah diucapkan tapi sulit dilakukan," ucapnya.

Ia berpendapat, koordinasi berhubungan erat dengan tugas pemimpin mengawal kesepakatan antarlembaga. Menurutnya. berbagai komitmen yang telah disepakati tidak akan berjalan menuju arah yang tepat jika tidak dikawal dengan ketat.

"Bagaimana caranya, setelah semua bersepakat, kesepakatan itu dikawal, dilakukan apa tidak. Hampir secara umum di organisasi kita lemah dalam hal itu," tutur Moeldoko.

Namun ia tidak ingin berkata, dua hal yang diutarakannya itu adalah cerminan kinerja Tedjo selama ini. Karena belum pensiun dari TNI, ia merasa tidak etis membicarakan hal-hal di luar tugas kemiliteran.

Soal reshuffle kabinet dan kemungkinannya menjadi menteri, Moeldoko menyerahkannya kepada Jokowi. "Sebagai prajurit, sepertinya tidak pas memberikan komentar tentang reshuffle karena itu sungguh tendensius," katanya.

Sebelumnya pria asal Kediri, Jawa Timur ini mengaku dua kali ditanyai Jokowi terkait rencana masa depannya usai menanggalkan baju tentaranya. Kepada RI-1, Moeldoko mengatakan sudah mendapatkan tawaran untuk menjadi pengajar dari beberapa universitas negeri. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER