Persekutuan Gereja: Pelaku Kerusuhan Tolikara Harus Dihukum

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Sabtu, 18 Jul 2015 18:24 WIB
Persekutuan Geraja menyebut ini peristiwa lokal yang tidak mencerminkan kerukunan antar umat beragama secara nasional.
(ki-ka) Ketua Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Henriette Hutabarat Lebang, Kepala Biro Humas PGI, Jeirry Sumampow dan Direktur Jenderal Bimas Kristen Kementerian Agama Oditha R Hutabarat saat memberikan keterangan pada wartawan terkait kerusuhan di Tolikara. Jakarta, Sabtu, 18 Juli 2015. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono.
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia (PGLII) Ronny Mandang berpendapat pelaku kerusuhan yang terjadi di Kabupaten Tolikara, Papua, pada Jumat (17/7) harus ditindak tegas.

"Kami minta penegak hukum menangani kasus ini dengan adil. Siapapun pelakunya, baik itu Sinode Gereja Injili di Indonesia (GIDI) atau bukan, kalau terbukti bersalah, harus dihukum," kata Ronny saat konferensi pers di gedung Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Jakarta Pusat, Sabtu (18/7).

Ronny menyatakan bahwa kerusuhan kemarin merupakan peristiwa lokal yang tidak mencerminkan kerukunan umat antar beragama secara nasional. (Baca juga: Dirjen Bimas Kristen Minta Maaf Atas Kejadian Tolikara)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sangat menyesalkan peristiwa yang telah menodai kerukunan umat beragama dan kesucian Idul Fitri yang dirayakan saudara kami di Tolikara. Kami tidak membenarkan segala bentuk kekerasan," katanya.

Ronny menyatakan GIDI merupakan lembaga yang resmi di bawah naungan PGLII. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Kristen Kementerian Agama Oditha R. Hutabarat pun menyatakan bahwa perizinan GIDI resmi sejak 28 Februari 1989.

"Saya yakin ini bukan konflik agama. Karenanya, kami mendesak pemerintah melalui Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) untuk melakukan investigasi terkait masalah ini," katanya. (Baca juga: Polisi Belum Pastikan Ada Penyerang Meninggal di Tolikara)

Bila perlu, Ronny mengatakan pihaknya juga akan mengerahkan tim untuk meninjau langsung ke Tolikara. "Pemerintah perlu mendalami akar masalah ini. Mungkin saja akarnya berasal dari rasa frustasi masyarakat yang tersisih," katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, kemarin terjadi serangan terhadap jemaah yang hendak melaksakan salat Idul Fitri di Tolikara, Papua. Penyerangan membuat jemaat Salat Id bubar. Penyerang kemudian membakar beberapa bangunan rumah dan kios yang ada. (Baca juga: Menag Minta Umat Islam Tak Terprovokasi Kerusuhan Tolikara)

Dalam upaya pengamanan, petugas menembak tiga orang pelaku penyerangan yang tidak mengindahkan peringatan petugas. Tiga orang tersebut kini menjalani perawatan intensif di rumah sakit di Jayapura.

BACA FOKUS: Damai Terusik di Tolikara (hel)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER