Jakarta, CNN Indonesia -- Z Towolom, salah satu warga kabupaten Tolikara, Papua, mengatakan bahwa selama ini belum pernah terjadi konflik agama di kampung halamannya.
Towolom berpendapat, toleransi antara umat beragama di Tolikara terhitung bagus. Ia mengatakan tidak pernah terjadi gesekan atas nama agama.
"Umat Islam dan umat Kristen di Tolikara baik-baik saja," kata Towolom saat ditemui di gedung Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Jakarta Pusat, Sabtu (18/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Towolom, yang beragama Kristen dan merupakan jemaat Sinode Gereja Injili di Indonesia (GIDI) di Tolikara, meyakini kerusuhan yang terjadi saat Idul Fitri murni karena masalah lain dan bukan dikarenakan sentimen agama.
"Saya rasa musala tersebut terbakar secara tidak sengaja. Kebetulan musala itu lokasinya di belakang kios," katanya. Menurutnya, sasaran utama para pelaku merupakan kios, bukan musala.
Lebih lanjut, Towolom bercerita selama ini ibadah Idul Fitri di Tolikara tidak pernah menggunakan pengeras suara. Ibadah tersebut, kata Towolom, selalu berjalan dengan tenang.
"Di lingkungan itu banyak penganut agama lain sehingga pengeras suara tidak digunakan. Kalau kemarin digunakan, itu berarti baru pertama kalinya," katanya.
Towolom juga mengimbau kepada semua masyarakat Papua agar tidak terprovokasi isu konflik agama yang marak di media sosial. Ia meminta agar semua masyarakat, khususnya warga Papua, tidak terpancing oleh isu konflik agama.
Sebelumnya, Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja dan Lembaga-Lembaga Injili Indonesia (PGLII), Ronny Mandang, juga mengimbau agar masyarakat tidak langsung percaya pada berbagai kronologi yang telah beredar di media sosial.
Menurutnya, masyarakat perlu menunggu penyelidikan dari penegak hukum untuk mengetahui akar masalahhya. Namun, ia meyakini masalah ini bukanlah konflik agama.
Kemarin terjadi serangan terhadap jemaah yang hendak melaksakan salat Idul Fitri terjadi. Penyerangan membuat jemaah Salat Ied bubar. Penyerang lantas membakar beberapa bangunan rumah dan kios yang ada.
Dalam upaya pengamanan, petugas menembak tiga orang pelaku penyerangan yang tidak mengindahkan peringatan petugas. Tiga orang tersebut kini menjalani perawatan intensif di rumah sakit di Jayapura.
Sampai pagi tadi, Polda Papua belum menetapkan tersangka dalam kasus ini. Dari kelompok penyerang bahkan belum ada yang dimintai keterangan.
Ada lima saksi yang diperiksa dari jemaah yang diserang saat mengadakan salat Idul Fitri.
(Baca juga: Penyerangan di Tolikara, KontraS Sebut Polisi Lalai)Menurut Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Patridge Renwarin, saat ini kondisi di Tolikara sudah normal.
Pasukan pengamanan tambahan sudah dikerahkan sejak kemarin. Personel Brimob Polda Papua yang diturunkan dibantu oleh personel TNI dan personel dari Polres Jayawijaya.
(meg)