Jakarta, CNN Indonesia -- Staf Khusus Presiden Joko Widodo, Lenis Kogoya, menghimbau masyarakat agar memperhatikan jadwal agenda nasional sebelum membuat suatu kegiatan. Hal itu untuk menghindari terjadinya kerusuhan seperti yang terjadi di Kabupaten Tolikara, Papua.
Lenis menjelaskan, tanggal 17 Juli 2015 telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai Hari Raya Idul Fitri 1426 Hijriyah, sehingga hari itu menjadi agenda nasional. Jika ada masyarakat yang ingin menggelar acara lain, kata Lenis, maka seharusnya disesuaikan dengan agenda nasional tersebut.
"Jadi, tanggal 17 itu kan agenda nasional, maka menentukan tanggal kegiatan harus dilihat kalendernya, perlu ditanyakan ke pemerintah daerah dan Kapolres mengizinkan masuk atau tidak," ujar Lenis dalam konferensi pers di Gedung Sekretariat Negara Sayap Timur, Jakarta Pusat, Sabtu (18/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lenis pun kini berencana untuk berbicara dengan Bupati Tolikara, Usman G. Wanimbo, mengenai pernah atau tidaknya masalah penyesuaian agenda nasional ini dibicarakan.
"Ini yang penting. Kalau tanggal 17 Juli atau 25 Desember itu hari nasional, maka tidak boleh ada kegiatan lain," kata dia.
Menurut Lenis, meski di pedalaman, setiap masyarakat harus diberi kesempatan untuk beribadah dan berdoa saat hari besar keagamaan.
"Begitu juga bagi Nasrani, saling menghormati, menghargai. Saya diajarkan untuk saling menghargai, saling mengasihi. Intinya satu, masuk surga. Kenapa ribut baku pukul?" ujar dia.
Lenis pun mengaku selama ini mendengar bahwa di beberapa daerah di Indonesia masih terjadi kerusuhan yang dipicu masalah agama.
Menanggapi hal itu, ia menghimbau agar kebersamaan harus dibangun dan undang-undang harus diikuti.
"Semua agama dilindungi oleh undang-undang. Kita hormati itu. Undang-undang mengatakan kita harus jadi satu, kita harus ikuti," kata Lenis.
(meg)