Jakarta, CNN Indonesia -- Konferensi Waligereja Indonesia memuji langkah cepat Kepolisian menangkap dalang kerusuhan Tolikara, Papua. Dua orang tersangka ditangkap Kamis kemarin (23/7) di Distrik Karubaga, Tolikara, dan kini dibawa ke Jayapura untuk diperiksa intensif di Markas Polda Papua. (Baca:
Tersangka Tolikara Dikawal Ketat, Diterbangkan dengan Express Air)
“Kami apresiasi polisi. Tegakkan hukum dalam kasus Tolikara. Indonesia negara hukum, maka semua harus berpegang pada hukum,” kata Romo Agus Ulahayanan, tokoh Katolik dan pengurus KWI, kepada CNN Indonesia, Jumat (24/7).
“Penegakan hukum yang utama, jangan berpihak. Polisi juga mesti serius bukan cuma untuk kasus Tolikara,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pujian kepada polisi juga disampaikan Majelis Ulama Indonesia. Basri Bermanda, Ketua Bidang Hukum MUI, mengatakan insiden Tolikara harus diusut tuntas hingga ditemukan aktor intelektualnya.
Menurut sumber CNN Indonesia di Wamena, kedua tersangka ialah Arianto Kogoya (26) dan Jundi Wanimbo (31). Arianto merupakan pegawai Bank Papua di Tolikara, sedangkan Jundi pegawai negeri sipil di bagian keuangan Pemerintah Daerah.
Kapolda Papua Irjen Yotje Mende mengatakan dua tersangka adalah warga lokal Tolikara. “Kedua tersangka dari GIDI (Gereja Injili di Indonesia). Sangkaan terhadap mereka ialah melakukan perusakan, penghasutan, penganiayaan,” ujar Kapolri Jenderal Badrodin Haiti. (Baca:
Polisi Ungkap Peran Dalang Kerusuhan Tolikara)
Tolikara saat ini telah kondusif. Kemarin, Bupati Tolikara Usman Wanimbo melalukan peletakan batu pertama dalam rangka relokasi rumah dan kios yang hangus terbakar dalam kerusuhan. Usman pada kesempatan itu didampingi oleh Kapolda Papua Irjen Yotje Mende, Pangdam Militer XVII/Cendrawasih Mayor Jenderal Fransen G. Siahaan, Pendeta GIDI Marthen Jingga, Ustaz Ali Mukhtar, dan para pemuda muslim serta kristiani. (Baca:
Tolikara Banjir Bantuan Sosial, Rehabilitasi Dimulai)
Rabu (22/7), Pendeta Yunus Wenda dari GIDI dan Ustaz Haji Ali Muktar mewakili muslim juga saling bersalaman dan berpelukan di lapangan Koramil. Pendeta Yunus meminta maaf karena telah menyakiti hati muslim. Yunus dan Ustaz Ali berharap seluruh warga Tolikara kembali bersatu. (Baca juga
Warga Tolikara: Tak Pernah Ada Keributan Muslim-Nasrani)
(agk)