Warga Tolikara akan Kenduri, Acara Potong Babi Diganti Sapi

Aghnia Adzkia | CNN Indonesia
Jumat, 24 Jul 2015 11:48 WIB
Damai kembali menghampiri Karubaga, Tolikara, Papua. Rehabilitasi pascakerusuhan dimulai. Warga menempuh jalur adat untuk menyelesaikan konflik.
Ilustrasi. Komunitas muslim di Wamena, Papua. (Detikcom/Wilpret Siagian)
Karubaga, CNN Indonesia -- Damai kembali menghampiri Karubaga, Tolikara, Papua. Wilayah yang diguncang kerusuhan saat Hari Raya Idul Fitri (17/7) itu kini berangsur pulih. Umat Islam dan Nasrani menyerahkan persoalan hukum kepada polisi, sementara mereka memilih untuk menginisiasi perdamaian.

“Penegakan hukum kewenangan aparat. Perdamaian sudah kami lakukan,” kata khatib dan tokoh muslim Tolikara, Ali Mukhtar, kepada CNN Indonesia, di Karubaga, Kamis (23/7). (Baca: Pendeta GIDI dan Imam Masjid Baku Peluk di Tolikara)

“Kami sudah aman. Sudah menyelesaikan secara adat dan bermaafan,” kata Sekretaris Badan Pekerja GIDI Wilayah Toli, Pendeta Marthen Jingga.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cara adat yang dimaksud Pendeta Marthen ialah semacam syukuran atau kenduri. Biasanya, warga Tolikara memotong babi beramai-ramai untuk disantap bersama, agak mirip dengan ketika muslim memperingati Hari Raya Idul Adha.

Namun kenduri di Tolikara saat ini spesial, sebab warga mengganti babi dengan sapi. “Seharusnya potong babi, tapi saudara muslim tidak makan babi. Jadi kami mau cari sapi,” ujar Pendeta Marthen.

Dengan mengganti babi dengan sapi, maka umat Islam dan Kristen dapat bersama-sama menyantap hidangan sebagai rasa syukur atas rekonsiliasi yang mereka capai. (Baca juga: Usai Jumatan, Muslim Tolikara Mulai Bangun Musala Terbakar)

Tokoh adat dan putra daerah setempat, Viktor Kogoya Yikwa, bersyukur dengan perdamaian di daerahnya. “Siapa yang salah, siapa yang benar, kami serahkan kepada aparat supaya tidak ada kekacauan lagi. Yang jelas masyarakat pakai jalur damai,” kata dia. (Baca juga Identitas Tersangka Tolikara: Pegawai Bank dan Staf Pemda)

Perdamaian kedua kelompok di Tolikara diresmikan Rabu (22/7) di lapangan Koramil. Pendeta Yunus Wenda dari GIDI dan Ustaz Ali Mukhtar saling bersalaman dan berpelukan. Yunus meminta maaf karena telah menyakiti hati muslim. Yunus dan Ustaz Ali berharap seluruh warga Tolikara kembali bersatu.

Sementara itu, Bupati Tolikara Usman Wanimbo telah meletakkan batu pertama dalam rangka relokasi rumah dan kios yang hangus terbakar dalam kerusuhan. Saat peletakan batu pertama itu, Usman didampingi Kapolda Papua Irjen Yotje Mende, Pangdam Militer XVII/Cendrawasih Mayor Jenderal Fransen G. Siahaan, Pendeta Marthen, Ustaz Ali, dan para pemuda muslim serta Kristen. (Baca: Tolikara Banjir Bantuan Sosial, Rehabilitasi Dimulai)

Dua tersangka kerusuhan Tolikara, Arianto Kogoya (26) dan Jundi Wanimbo (31), kini telah dibawa ke Polda Papua di Jayapura untuk diperiksa intensif. Arianto merupakan pegawai Bank Papua di Tolikara, sedangkan Jundi pegawai negeri sipil di bagian keuangan Pemerintah Daerah. (Baca: Polisi Ungkap Peran Dalang Kerusuhan Tolikara)

Simak terus perkembangan pengusutan kasus Tolikara di Fokus: Biang Kerok Tolikara Tertangkap (agk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER