Karubaga, CNN Indonesia -- Pasca insiden kerusuhan di Kaburaga, Tolikara, Papua, kesepakatan damai telah dilakukan. Meski demikian, aparat penegak hukum masih terus menyidik dalang kerusuhan tersebut. Saat ini, aparat telah menetapkan dua orang sebagai tersangka.
Menanggapi penetapan tersangka, tokoh muslim sekaligus khatib di daerah setempat, Ali Mukhtar, mengapresiasinya. "Itu kewenangan aparat. Ini (penegakan hukum) bukan hanya isu nasional tapi jadi isu internasional, tapi perdamaian sudah kami lakukan," ujar Ali saat diwawancarai CNN Indonesia di Karubaga, Kamis (23/7).
Hal senada diucapkan masyarakat adat sekaligus putera daerah setempat, Viktor Kogoya Yikwa. Viktor menegaskan, penegakan hukum diperlukan lantaran dengan dalin Indonesia sebagai negara hukum. Pihaknya menyerahkan pengusutan pelaku kerusuhan kepada kepolisian.
(Baca juga: Polisi Ungkap Peran Dua Dalang Kerusuhan Tolikara)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita serahkan kepada aparat, yang salah yang mana dan yang benar yang mana, supaya tidak ada kekacauan lagi. Tapi memang juga ada jalur damai dari masyarakat," kata Viktor.
Sementara itu, Sekretaris Badan Pekerja Wilayah Toli Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Marthen Jingga, justru tak menginginkan pengusutan melalui jalur hukum. Marthen menegaskan, masalah sudah selesai melalui adat dan kesepakatan damai.
"Kami sudah aman. Sudah menyelesaikan secara adat, sudah bermaafan," katanya.
Marthen melanjutkan, masyarakat di Tolikara menggunakan cara adat melalui pemotongan babi yang kemudian disantap bersama oleh kedua pihak. Namun, Marthen mengetahui umat muslim tak dapat menikmati babi.
"Seharusnya potong babi tapi kan saudara muslim tidak makan babi. Ini mau cari sapi," katanya.
Kapolda Papua Yotje Mende siang tadi mengatakan dua orang tersangka pemicu kerusuhan di Tolikara saat Hari Raya Idul Fitri berhasil ditangkap Polda Papua, Kamis (23/7).
(Baca: Polisi Berhasil Tangkap Biang Kerok Rusuh Tolikara)"Sudah ditangkap pukul 17.00 WIT. Baru saja satu jam yang lalu. Saya langsung yang memimpin penangkapan,” kata Kapolda Papua Irjen Yotje Mende kepada CNN Indonesia.
Kedua tersangka yang berinisial HK dan JW merupakan warga lokal Tolikara. “Keduanya dari GIDI (Gereja Injili di Indonesia),” kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti di Istana Negara, Jakarta.
Yotje membeberkan peran para tersangka dalam kerusuhan Tolikara yang membuat jemaah salat Id bubar dan menghanguskan sejumlah bangunan di wilayah itu, termasuk musala.
“Mereka orang yang menyuruh menyerang di awal. Mereka sebagai provokator, menggunakan wireless (untuk berkomunikasi), kemudian melakukan penyerangan saat salat Id,” kata Yotje.
Polda Papua akan segera menginterogasi kedua tersangka. “Perlu pemeriksaan intensif terhadap tersangka, kenapa sampai ada niatan menyerang waktu salat Id,” ujar Yotje.
Meski dua dalang kerusuhan Tolikara telah tertangkap, Yotje menegaskan penyelidikan tidak berhenti karena bisa jadi tersangka bertambah.
(pit)