Karubaga, CNN Indonesia -- Umat Islam di Distrik Karubaga, Tolikara, Papua, melangsungkan salat Jumat berjemaah di Lapangan Voli Koramil Tolikara, Jumat (24/7). Tak hanya itu, menurut tokoh agama setempat, Ustaz Ali Mukhtar, pembangunan masjid akan dimulai usai salat Jumat.
Masjid yang dimaksud Ali itu sesungguhnya ialah musala yang terbakar dalam kerusuhan Tolikara tepat sepekan lalu, Jumat (17/7). Musala yang ikut tersambar api dan hangus itu kini akan dibangun kembali menjadi masjid. (Baca juga:
Pemerintah Biayai Pembangunan Masjid Tolikara)
"Tanah yang dipakai (untuk membangun masjid) milik Koramil, di Lapangan Voli," kata Ali kepada CNN Indonesia ketika ditemui di Tolikara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ali mengatakan, keputusan pembangunan masjid di atas tanah itu atas izin dari Pangdam XVII Cendrawasih Mayjen TNI Franssen G Siahaan. Franssen langsung menginstruksikan jajarannya untuk bahu-membahu membantu proses rekonstruksi bangunan.
Kamis malam (23/7), Ali bersama dengan Kapolres Tolikara AKBP Suroso, Komandan Kodim Andreas, Komandan Korem Abipura Yuli Yunianto, serta Wasekjen Partai Persatuan Pembangunan kubu Muktamar Jakarta Sudarto, menggelar rapat koordinasi untuk pembangunan musala tersebut.
"Bahan dasar seperti semen, batu bata, dan pasir, kami yang sediakan. Selanjutnya, silakan nanti kalau mau ada bantuan lain," kata Sudarto.
Sebelumnya, proses pembangunan musala sempat tersendat lantaran ketiadaan lahan. Bupati Tolikara Usman Wanimbo tak mengizinkan pembangunan dilakukan di atas lahan yang terbakar.
Dalam kerusuhan Tolikara saat Hari Raya Idul Fitri pekan lalu, puluhan kios, rumah, dan satu musala hangus dilahap api. Musala itu, ujar Ali, telah berdiri sejak 1988. Musala yang cukup untuk menampung 100 orang itu dibangun oleh warga muslim Tolikara di atas tanah ulayat milik seorang Kristen yang juga tokoh agama bermarga Yikwa.
Menurut Ali, seluruh pembangunan tempat ibadah di Tolikara harus mendapat persetujuan GIDI. Beberapa waktu lalu, kata dia, sebuah Gereja Advent dibubarkan dan GIDI meminta jemaat Advent bergabung dengan mereka.
"Jadi sebenarnya, dengan adanya musala dan kami dibiarkan beribadah sebelum insiden, itu luar biasa," kata Ali. (Baca:
Mendagri Minta Bupati Tolikara Cek soal Perda Agama)
Namun kini demi mengembalikan ketenteraman di Tolikara, umat Islam dan Kristen setempat tengah merumuskan deklarasi damai untuk menjamin terlaksananya pembangunan masjid. (Baca juga:
Warga Tolikara Gelar Kenduri, Acara Potong Babi Diganti Sapi)
Sementara dua tersangka kerusuhan Tolikara yang kemarin ditangkap di Karubaga, Arianto Kogoya (26) dan Jundi Wanimbo (31), kini telah dibawa ke Polda Papua di Jayapura untuk diperiksa intensif. Arianto merupakan pegawai Bank Papua di Tolikara, sedangkan Jundi pegawai negeri sipil di bagian keuangan Pemerintah Daerah. (Baca:
Polisi Ungkap Peran Dalang Kerusuhan Tolikara)
Simak terus perkembangan pengusutan kasus Tolikara di Fokus:
Biang Kerok Tolikara Tertangkap (agk)