Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Bidang Sub-Informasi Publik BMKG Hary Tirto Djatmiko, Indonesia saat ini dapat dikatakan baru memasuki musim panas. Jika berlangsung secara normal, maka puncak musim panas biasanya akan jatuh pada Juli atau Agustus setiap tahunnya.
Namun, Hary mengatakan bahwa puncak musim panas di Indonesia tahun ini akan mundur waktunya karena adanya fenomena alam El-Nino. Mundurnya puncak musim panas pun berdampak pada waktu datangnya musim hujan tahun ini.
"Karena ada El-Nino maka supply massa udara berkurang sehingga potensi awal musim penghujan mundur. Nah, ada indikasi mundur namun sampai kapannya itu masih dalam monitoring. Kalau secara normal itu awal musimnya (hujan) September atau Oktober. Tapi, karena ada El-Nino tidak mungkin di bulan itu akhirnya," kata Hary kepada CNN Indonesia, Senin (27/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BMKG memprediksi curah hujan di kawasan Jabodetabek masih akan rendah sampai September mendatang. Rendahnya curah hujan juga terjadi di kawasan lain di Indonesia.
Namun, badan cuaca di Indonesia itu belum dapat memprediksi kapan dimulainya musim hujan pada tahun ini. "Mundurnya musim hujan BMKG belum tentukan waktunya. Nanti September akan ada rilis baru," kata Hary.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama allias Ahok optimis cadangan air tanah di ibu kota dapat mencukupi kebutuhan warga Jakarta selama musim kemarau tahun ini.
Walaupun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim panas tahun ini akan berlangsung panjang, namun Ahok percaya Jakarta masih memiliki cadangan air yang cukup hingga musim hujan tiba nantinya.
"Jakarta sementara memang masih tergantung atas kan. Hari ini katanya diprediksi hujan, kemarin di Pondok Indah hujan. Saya kira masih oke lah di Jakarta. Masih ada (cadangan air di Jakarta)," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (27/7).
(pit/pit)