Polri: Kami Tak Minta Dilatih Kopassus

Rinaldy Sofwan | CNN Indonesia
Selasa, 28 Jul 2015 13:48 WIB
Mabes Polri hanya meminta bisa dilakukan latihan bersama antara Brimob dengan Koppasus agar personelnya memiliki kemampuan operasi di hutan.
Personel Brimob Polda Bali mengawal terpidana mati dalam latihan pengamanan di Markas Brimob Polda Bali, Denpasar, Jumat (27/2). (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
Jakarta, CNN Indonesia -- Markas Besar Polri menyatakan tidak minta dilatih oleh Komando Pasukan Khusus TNI. Brigade Mobil Polri hanya berlatih bersama satuan elit TNI Angkatan Darat itu.

"Rencana pelatihan itu, bukan minta dilatih tapi latihan bersama. Bukan kemampuan Raider yang diberikan, tapi hanya sebagian yang ditransfer," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Suharsono di Markas Besar Polri, Jakarta, Selasa (28/7).

Kemampuan yang dibutuhkan Brimob menurut Suharsono di antaranya adalah teknik pengejaran dan survei di hutan. Sebagai contoh, polisi selama ini kesulitan dalam pengejaran teroris kelompok Santoso di Poso, Sulawesi Tengah, karena kurang mumpuni dalam bidang itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rencana ini juga tidak berbeda dengan latihan bersama yang sudah biasa dilakukan antara Polri dan TNI. Dia juga menegaskan, hanya sebagian kemampan Raider Kopassus yang diperlukan oleh Polri.

"Pelatihan bersama kan sudah sering," ujarnya. "Latihan bersama, sehingga kalau bertemu di lapangan juga saling kenal."

Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal Fuad Basya menyatakan, TNI tidak bisa memenuhi permintaan Polri jika yang diinginkan adalah kemampuan bertempur.

"Kami takut dipandang memiliterkan Polri, dan itu tidak boleh," ujarnya saat dihubungi.

Jika permintaan itu terkait aspek lain yang sesuai dengan fungsi Polri, barulah TNI mau memenuhi. Walau demikian, hingga saat ini belum ada jawaban resmi terkait perintaan ini.

Sebelumnya, Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti menilai personel Brimob perlu mendapat pelatihan dari Kopassus mengenai cara bertahan hidup di hutan untuk mengejar teroris.

"Kami dalam penegakan hukum pengejaran terhadap (kelompok teroris) Santoso yang ada di gunung-gunung dan hutan. Oleh karena itu, kami perlu peningkatan tertentu saja, bagaimana kami bisa survive penjajakan di hutan. Kan enggak bisa anggota Brimob bertahan di hutan," ujar Badrodin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, kemarin.

Menurut Badrodin, pasukan elit Detasemen Khusus (Densus) 88 yang menjadi ujung tombak penanggulangan terorisme sebenarnya tidak diperuntukkan untuk bekerja di hutan. Ia menuturkan, Densus 88 tidak dilatih untuk bertahan hidup di hutan dalam waktu yang cukup lama. (sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER