Jakarta, CNN Indonesia -- Polda Metro Jaya dan Pomdam Jaya tengah bekerja sama melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus penculikan terhadap pengusaha Malaysia Sahlan bin Bandan. Sebagaimana diketahui, Sahlan diculik oleh 10 orang dimana 4 orang pelaku telah ditangkap. Polisi kini tengah memburu otak penculikan tersebut.
"Anak-anak di lapangan tengah melakukan itu (memburu otak penculikan)," kata Direktur Reskrimsus Komisaris Besar Krishna Murti kepada CNN Indonesia, Senin (27/7).
Otak penculikan itu disebutkan adalah dua warga asing, yakni RF Warga Negara Malaysia dan Datuk S Warga Negara Singapura. Keduanya disebutkan memiliki piutang kepada Sahlan terkait bisnis mereka, yakni money changer. Khrisna masih belum mau bicara banyak soal otak penculikan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedang dari 4 orang yang ditangkap itu, ada satu anggota TNI aktif, yakni Serma S yang merupakan anggota Kopasuss. Dari penyelidikan, kemudian penculikan ini juga melibatkan anggota Kostrad yakni Serka R. Krishna Murti menjelaskan polisi telah berkoordinasi dengan penyidik Polisi Militer Kodam (Pomdam) Jaya perihal penanganan oknum TNI yang diduga terlibat.
"Kita sudah koordinasi dengan Pomdam dan mereka sangat kooperatif, mereka mau mengusut hingga tuntas dan kita akan menangkap pelaku lain yang belum tertangkap sampai kasus ini terang benderang," ujar Khrisna.
Krisna menjelaskan, dalam kasus ini, Sahlan mengaku telah mentransfer uang Rp 100 juta ke beberapa tersangka. Uang itu dikirimkan oleh keluarganya yang berada di Malaysia melalui Western Union. “Sebelumnya, salah satu tersangka FB meminta korban mengirimkan Rp 300 juta agar masalah selesai, tetapi korban hanya mengirimkan Rp 100 juta ke beberapa tersangka,” kata Khrisna.
Dalam penculikan ini, politisi telah menangkap S, KR, FB, dan YL yang merupakan istri tersangka FB. Berikut barang bukti satu unit mobil Mitsubishi Pajero, sejumlah telepon genggam dan uang tunai Rp 80 juta serta sejumlah cincin batu akik yang diketahui milik korban. Krishna mengaku, hingga kini polisi masih melakukan pengembangan untuk mengetahui keterlibatan pelaku dan motif lain dibalik penculikan tersebut.
Penculikan ini bermula ketika para tersangka mendapatkan pesanan dari Warga Negara Malaysia berinisial RF untuk menculik korban dengan imbalan sejumlah uang. Kepada para tersangka, RF mengaku jika korban memiliki masalah utang-piutang sebesar Rp 100 miliar kepadanya dan terus mengelak.
RF menyuruh para tersangka untuk menculik lima adik korban dan dibawa sebuah restoran cepat saji di kawasan Cibubur, Jakarta Timur pada tanggal 23 Juli 2015 lalu. Dalam perjalan menuju lokasi, S menghubungi korban untuk segera melakukan pembayaran dan mengacam akan menghabisi kelima adiknya jika permintaanya tidak dipenuhi.
Korban akhirnya menemui para pelaku di rumah makan tersebut. Setelah bertemu korban, lima adik korban dilepaskan dan korban dibawa ke salah satu hotel di kawasan Tebet untuk dipertemukan dengan Datuk S. Kepada para otak pelaku penculikan, korban mengaku tidak memiliki uang untuk membayar hutang tersebut dan menjelaskan Sultan (rekan bisnis korban) yang menjadi penghambat bisnisnya.
Setelah gagal menemukan Sultan, pelaku S menyerahkan korban kepada FB yang berprofesi sebagai pengacara untuk disekap di rumah KR yang merupakan pecatan polisi di Cisalak, Bogor. Dari sana, FB menyatakan bisa memberilan solusi atas ini jika korban mentransfer Rp 300 juta. Hanya saja, korban hanya mentransfer Rp 100 juta.
Atas perbuatannya, para pelaku terancam Pasal 328 KUHP tentang penculikan, dan atau Pasal 333 KUHP tentang perampasan kemerdekaan seoseorang dan Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan.
Pangdam Jaya Mayor Jenderal Agus Sutpmo mengakui ada dua personelnya yang terlibat dalam penculikan tersebut. Saat ini keduanya sedang di proses di Pomdam Jaya dan penyelidikan masih terus dilakukan. Menurut Agus, hukuman akan diberikan bagi mereka yang terlibat penculikan.
"Kami tidak mengajarkan atau mendidik seperti itu, kami akan berikan sanksi ringan hingga yang terberat dikeluarkan dari kesatuan TNI," kata Agus saat membuka apel di Lapangan Makodam Jaya/Jayakarta, Cililitan, Jakarta Timur, Senin (27/7).
(hel)