Ada Regulasi JakBook 2015 yang Bisa Cegah Ahok Naik Pitam

Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Selasa, 28 Jul 2015 17:36 WIB
Ketua Panitia JakBook 2015 telah mengingatkan peserta untuk berkomitmen terhadap arahan Ahok saat audiensi pertama kali untuk event itu.
Berdesakan membeli sepatu di Jakartabook Edu Fair 2015 di Lapangan Parkir Timur Senayan, Jakarta, Selasa, 28 Juli 2015. JakBook 2015 menjual peralatan dan perlengkapan sekolah yang dapat dibeli masyarakat menggunakan KJP non tunai. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Panitia penyelenggara Jakarta Book and Education Fair (JakBook Fair) 2015 mengaku telah membuat regulasi terkait penyelenggaraan antara peserta pameran dan panitia. Salah satunya menetapkan harga jual buku di bawah harga pasar yang bisa mencegah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) naik pitam.

Ketua Panitia JakBook 2015 Tatang Sudensyah menyatakan, telah mengingatkan peserta untuk menjalankan komitmen dan arahan Ahok saat audiensi pertama kali dengan penyelenggara, yaitu Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) DKI Jakarta.

"Panitia telah membuat komitmen tertulis bagi para peserta pameran. Penetapan harga jual di bawah pasar sejalan dengan arahan Pak Gubernur DKI Jakarta saat melakukan audiensi," ujar Tatang dalam keterangan pers di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Selasa (28/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tatang menjelaskan, peserta di luar penerbit buku adalah hal baru dalam penyelenggaraan tahun ini. IKAPI Jakarta telah menyelenggarakan acara tersebut sebanyak 24 kali, termasuk 14 kali menyelenggarakan Islamic Book Fair (IBF).

Dalam praktik di lapangan pada hari pertama pelaksanaan, Tatang mengaku telah terjadi pelanggaran atas komitmen yang disepakati peserta pameran sehingga mendapat teguran keras dari Ahok.

"Peserta secara umum telah menaati kesepakatan. Namun kemungkinan ada oknum. Saat ini kami sudah melakukan konsolidasi dan investigasi," ujarnya.

Tatang memastikan, pameran tersebut akan tetap diselenggarakan hingga Senin (3/8), karena sudah ada kesepakatan antara Dinas Pendidikan DKI, Bank DKI, dan peserta pameran. "Ke depan kami berusaha memperbaiki kekurangan ini. Teguran Pak Gubernur sejalan dengan visi kami bagi pendidikan di Indonesia," ujarnya.

Tatang mengatakan, IKAPI tidak memiliki kepentingan politik atas kegiatan tersebut dan hanya ingin berkontribusi semaksimal mungkin dalam memajukan dunia perbukuan dan pendidikan di Indonesia.

Sebelumnya, Ahok marah saat hendak membuka acara JakBook 2015. Ahok kesal lantaran harga jual peralatan dan perlengkapan pendidikan sekolah yang dijual di pameran tersebut lebih tinggi dari harga pasar.

Ahok mendengar ada oknum guru yang memaksa orangtua murid untuk membelanjakan dana Kartu Jakarta Pintar (KJP) di pameran tersebut.

Persoalan Alat Transaksi

Sementara itu, Corporate Secretary Bank DKI Zulfarshah mengatakan, ada permasalahan pada alat transaksi pada pameran JakBook 2015. Hal itu terjadi lantaran gangguan kelistrikan yang tersedia di lokasi pameran sehingga menyebabkan antrean menumpuk saat proses pembayaran dilakukan.

"Penyebabnya karena kami masih menggunakan genset, powernya tidak stabil, naik turun. Sehingga ada sejumlah mesin yang berfungsi dan ada yang tidak," ujar Zulfarsah di Parkir Timur Senayan, Jakarta, Selasa (28/7).

Zulfarsah mengaku telah melakukan koordinasi dengan panitia agar segera melakukan penambahan daya listrik untuk menanggulangi keluhan pengunjung. Selain itu, Bank DKI optimistis, acara tersebut terlaksana sesuai jadwal yang telah ditetapkan, yaitu hingga Senin (3/8).

Menurut Zulfarsah, Bank DKI telah mencatat ada 12.424 transaksi dengan total uang sebesar Rp 1,5 miliar pada pembukaan pameran kemarin.

"Kami tetap melakukan perbaikan. Kemarin sampai malam hari banyak yang bisa melakukan transaksi dan membeli perlengkapan sekolah. Kami berharap pengunjung bisa terus melakukan transaksi non tunai," ujarnya.

Dorongan untuk melakukan transaksi non tunai dilakukan Bank DKI untuk mendukung Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Gerakan tersebut diresmikan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo, Agustus 2014.

Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Arie Budhiman sebelumnya mengaku bakal mempertimbangkan kembali pelaksanaan JakBook tahun depan. Pertimbangan ini setelah Arie melihat kemarahan Ahok saat membuka perhelatan tersebut.

Menurut Arie, kecurangan yang dilakukan peserta JakBook 2015 dengan menjual peralatan dan perlengkapan sekolah dengan harga tinggi sangat tidak pantas untuk dilakukan. Dia  menuding para peserta JakBook 2015 telah berbuat jahat kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui penjualan barang dengan harga tinggi seperti itu. (rdk)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER