BPPT Siap Gunakan Teknologi Penghitungan Akurat untuk Pilkada

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Rabu, 29 Jul 2015 14:08 WIB
Aplikasi bernama electronic voting itu telah dikembangkan dan diuji coba selama beberapa tahun. Targetnya adalah penghitungan lebih akurat dan efisien.
Pengembangan aplikasi untuk electronic voting (e-voting) dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. (CNN Indonesia/Yohannie Linggasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Program Sistem Pemilu Elektronik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Andrari Grahitandaru, menyatakan telah memiliki teknologi penghitungan yang siap digunakan dalam pilkada serentak mendatang.

Andrari menjelaskan, aplikasi yang dinamakan electronic voting (e-voting) itu telah bertahun-tahun dikembangkan dan diuji coba di lebih dari 200 pemilihan kepala desa.

"Kami telah uji coba e-voting di kabupaten Boyolali, Jembrana dan Musi Rawas. Hasil evaluasinya menyatakan bahwa sistem ini akurat dan efisien dibandingkan cara manual," kata Andrari saat ditemui di gedung BPPT, Jakarta, Rabu (29/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bila ingin menerapkan e-voting, Andrari mengatakan peserta pemilu perlu membawa kartu tanda penduduk (KTP) elektronik selain kartu undangan. KTP elektronik diperlukan untuk mendata identitas diri pemilih ke dalam aplikasi.

Kemudian, untuk pemungutan suara, diperlukan kartu aktivasi yang akan diberikan panitia penyelenggara e-voting. Kartu ini diperlukan untuk mengaktifkan aplikasi e-voting.
Kartu aktivasi pun hanya dapat digunakan sekali.

"Karenanya, kartu ini tidak akan bisa digunakan untuk melakukan kecurangan, misalnya digunakan dua kali oleh satu orang," kata Andrari.

Setelah aplikasi aktif, akan muncul gambar yang menampilkan calon kepala daerah yang hendak dipilih. Pemilih selanjutnya tinggal menekan gambar calon kepala daerah yang dipilihnya.

"Pemilih hanya bisa meyentuh layar dua kali, yaitu menyentuh gambar calon dan konfirmasi pilihannya," ujar Andrari. Setelah memilih di layar, maka akan keluar sebuah kertas yang menyatakan pilihannya tersebut.

Kertas tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kotak pemungutan suara sebagai bukti yang sah. Tak hanya itu, BPPT juga telah menyiapkan teknologi lainnya untuk pilkada kali ini.

"Kami sekarang juga telah menyediakan fasilitas untuk penyandang disabilitas, berupa tombol pemilihan yang menyediakan huruf braille serta audio," katanya.

Andrari berpendapat, teknologi ini akan jauh lebih efisien, akurat, dan cepat bila nantinya diterapkan untuk pilkada atau pemilu. Kecurangan pun, kata Andrari, dapat diminimalisasi hingga nol.

"Hasil pilihannya akan langsung terhubung ke server Komisi Pemiliham Umum (KPU) sehingga KPU tidak perlu menghitung secara manual," katanya.

Dia mengatakan selama ini telah dilakukan dialog dengan KPU untuk mendorong penerapan e-voting. Namun, belum ada keputusan untuk menggunakannya.

"KPU saat ini sedang melakukan kajian pemilu elektronik. Kami lihat KPU sudah melangkah sedikit demi sedikit untuk penerapan e-voting," katanya.

Bila memungkinkan, Andrari berharap pihaknya dapat membantu penerapan e-voting secara uji coba pada pilkada 2018 di tiga kabupaten.

Pilkada serentak pada tahun ini akan diselenggarakan pada 9 Desember mendatang. Jumlah pemilih diperkirakan sebanyak 102 juta orang dengan daerah pemilihan 269 kabupaten/kota.

Sementara jumlah tempat pemungutan suara diperkirakan lebih dari 278 ribu dan melibatkan calon kepala daerah sebanyak 600 orang. (meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER