Jakarta, CNN Indonesia -- Dua kubu Golkar yang masih berseteru menyepakati ada 219 nama calon kepala daerah yang akan mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 9 Desember mendatang.
Kesepakatan tersebut dihasilkan setelah Tim 10 Penjaringan Pilkada Golkar melakukan rapat tertutup hingga Minggu (26/7) malam.
Juru bicara Tim 10 Penjaringan Pilkada Golkar MS Hidayat menjelaskan, Tim 10 merupakan perwakilan dari Kubu Aburizal Bakrie dan Agung Laksono. Masing-masing kubu diwakili oleh lima orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Calon yang sudah disepakati sebanyak 219 calon kepala daerah. Yang tidak mencalonkan ada tujuh, dan yang belum disepakati sebanyak 43 calon," ujar Hidayat dalam konferensi pers di Hotel Sultan, Jakarta, kemarin.
Hidayat menuturkan, dari 219 calon kepala daerah yang telah disepakati, sementara sebanyak 26 calon belum mendapatkan berita acara penandatanganan dari tim penjaringan.
Hidayat menjelaskan, penentuan terhadap calon kepala daerah dilakukan oleh Tim 10 bekerjasama dengan delapan lembaga survei. Selain itu, ia mengaku tim 10 telah bekerja maksimal agar Golkar mendapatkan calon yang terbaik.
"Tim 10 dan delapan lembaga survei telah bekerja keras selama dua bulan. Kami bekerja siang dan malam untuk menyelesaikan kesepakatan dan menyusun para calon yang akan mengikuti Pilkada serentak 2015," ujarnya.
Anggota tim penjaring dari kubu Munas Bali, Nurdin Halid, juga membantah pernyataan Bendahara Umum DPP Partai Golkar hasil Munas Bali, Bambang Soesatyo yang menyatakan ada mahar politik dalam proses penjaringan yang dilakukan oleh Tim 10. Ia menegaskan,
"Kalau tim 10 tidak bicara mahar, itu murni sesuai sistem yang ada. Seribu persen tidak ada mahar. Makanya kita lama, karena kita mencari dan kedepankan kader partai," ujarnya.
Menanggapi hal serupa, Pengurus Golkar hasil Munas Jakarta, Yorrys Raweyai meminta Bambang untuk memberikan bukti, jika benar ada mahar politik seperti yang disampaikannya.
"Kalau dia bisa membuktikan, kenapa tidak? Ini baru rumor, jangan terlalu mendramatiisr. Selama ini saya belum melihat itu," ujarnya.
Yorrys menjelaskan, Tim 10 membagi daerah menjadi dua kualifikasi, yaitu daerah yang menjadi kantong utama perolehan suara Golkar dan daerah dengan perolehan suara Golkar yang terbilang rendah.
Bagi daerah yang menjadi kantong utama suara, Golkar akan berusaha mengajukan calonnya sendiri dengan dukungan beberapa partai lain. Sementara, untuk daerah yang bukan menjadi basisnya, mereka memilih realistis dengan hanya mendukung calon yang diusung oleh partai lain.
(meg)