Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar Waduk Jatigede beroperasi mulai 1 Agustus 2015. Instruksi itu diperkuat oleh pernyataan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang mengatakan pembangunan Jatigede telah rampung 99 persen. Lantas bagaimana kesiapan Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang? berikut petikan wawancara khusus CNN Indonesia dengan Wakil Bupati Sumedang yang kini menjabat sebagal Plt Bupati, Eka Setiawan
Bagaimana kesiapan pengairan Jatigede 1 Agustus nanti?Ini pertanyaan sulit, kami telah ikut rapat terbatas, dengan presiden, wapres, dan beberapa menteri. Mereka membuat program penggenangan agar bisa dilakukan awal Agustus. Kami dari Pemda Sumedang berusaha sekeras mungkin memenuhi jadwal tersebut, walaupun memang dalam perajalannya dilapangan tidak mudah, tapi kami sekuat tenaga akan meralisasikannya. (Baca juga:
Sekda Sumedang Zainal Alimin: Jatigede Sepertinya Bakal Molor)
Pemerintah pusat telah menganggarkan Rp 741 miliar, sudah ada koordinasi untuk pemanfaatannya?Dana itu sudah ada di Kementerian PUPR dan bisa untuk segera dibayarkan, dana sudah standby semua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal akusisi lahan 12 desa apakah Pemda dilibatkan?Eksekutor itu kami, dan ada tim fasilitasi dari pemda, pemerintah provinsi dan pusat. Dana sudah ada di kementerian PUPR, dan sosialisasi sedang dilakukan. Setelah sosialisai sudah akan dibayarkan. Nanti dana itu dibayarkan untuk per pemilik (lahan dan rumah) bukan perbata atau permeter.
Apa itu termasuk soal rumah hantu yang harus dibayar?Kami tidak membicarakan soal itu sementara, kami fokus untuk selesaikan ganti rugi dan memberikan uang santunan dan uang pengganti. Besarannya untuk ganti rugi Rp 122 juta lebih untuk santunan sekitar 29 juta. (Infografis:
Beban Berat Relokasi dan Ganti Rugi Penghuni Jatigede)
Apa
itu untuk relokasi, termasuk rumah hantu juga?Kami sementara melakukan penanggulangan dampak yang akan digenangi terlebih dahulu, Masalah itu (rumah hantu) sedang akan dibahas, mungkin akan ada penangangan khusus soal itu. Ini kan untuk pembebasan lahan penggantian di tahun 1986 dulu (pembebasan lahan pertama) yang harus dibebaskan dengan direlokasi, waktu itu relokasinya tidak dilakukan. Sempat ada yang direlokasi tapi balik lagi. Jadi ini urusannya untuk yang 4 ribuan KK dulu. (Baca juga:
'Rumah Hantu' Kisah Para Pemburu Rente di Jatigede)
Mereka kembali lagi ke Jatigede, meski sudah dibayar?Karena pembebasan lama sejak 1982-1986, dan melihat ada aktivitas mereka datang kembali. Saya rasa itu pribadi tidak ada mobilisasi. Kalaupun ada pendapat seperti itu tak apa-apa, tapi dari sisi pemda kami melihatnya itu pribadi. Karena melihat di Jatigede masih kosong tidak dibangun Waduk, ya mereka kembali lagi, siapa yang tidak mau kembali ke tanah kelahirannya.
Dampak ekononi Jatigede yang sudah diperhitungkan Pemda?Dari Pemda Sumedang, kami sedang merumuskan bersama pengelolaan waduk. Kami mengharapkan pengembangan wisata dan pemanfaatan air baku. Nanti kami cari cara apakah pengelolannya dan dampak Jatigede dikeluarkan melalui surat menteri dengan Pemda Sumedang? initinya kami ingin ada dampak langsung untuk masyarakat Sumedang.
Apakah akan ada kompensasi lain dari Pemerintah Pusat?Kami meminta ke pusat untuk membangun Waduk Rengrang, sebagai kompensasi lahan sawah kami yang digenangi di Jatigede. Itu mendekati Rp 380 miliar dan alhamdulilah dibangun oleh pusat dan soal lahan kami sedang urus suratnya apakah dibantu oleh pusat atau oleh provinsi. Waduk itu nanti ada di daerah Paseh, Sumedang. Besarnya sekitar 3500 hektar. (Baca juga:
'Pak Jokowi Saya Tunggu Bapak di Jatigede')
Apakah Pemda tahu yang membangun itu dari pihak China Synohydro?Belum, tapi kalau mau membangun itu sebaiknya kan minta izin dulu sama pemda. Kalau untuk Waduk Rengrang itu sudah selesai, tinggal pembebesan lahan, tapi pengelola PLTA nya belum tahu siapa yang pegang.
Bagaimana dengan situs sejarah yang akan tenggelam di Jatigede?Situs yang akan tergenang itu ada 48 situs. Beberapa yang sudah disepakati tapi ada satu yang sulit, yaitu situs Cipeueut, Situs Prabu Aji Putih. Itu cikal bakal kerajaan Sumedang, sebagai nenek moyang kerajaan Sumedang, itu satu yang paling pokok dan harus diselesaikan secara khusus. Situs itu ada di Desa Cipaku. Secara keseluruhan nasib situs sebagian ditenggelamkan sebagian lainnya direlakan dipindahkan. (Baca juga:
Siloka Jatigede dan Cerita Soal Bahaya Gempa)
Fokus:
Kisah Tiga Orde Waduk Jatigede (sip)