Risma: Tak Ada Calon Boneka, Pilkada Ditunda

Abraham Utama | CNN Indonesia
Rabu, 05 Agu 2015 17:37 WIB
Wali Kota Surabaya ini menyebut penundaan Pilkada dikarenakan tidak berhasilnya money politic dilakukan.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini duduk berdampingan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri. (Dok.Detikcom/Indah Mutiara Kami)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan tidak ada permainan uang dalam proses pendaftaran bakal calon kepala daerah di kotanya.

Menurutnya, hal tersebut dibuktikan dengan tidak adanya kompetitor yang maju menantang dia dan pasangan bakal calon wakil wali kotanya, Whisnu Sakti Buana.

"Tidak ada money politic sama sekali. Kalau dengan uang mungkin kemarin selesai (tidak ditunda ke pilkada 2017). Kami mau ini benar-benar pemilihan. Ya resikonya begini," ujar Risma di kantor Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Jakarta, kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Risma mengaku, sejak awal telah memperingatkan kolega-kolega politiknya di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan agar tidak membenarkan penggunaan uang untuk kepentingan politiknya.

Tak hanya uang, Risma mengatakan tak ingin berhutang pada pihak-pihak tertentu akibat komitmen yang dia buat untuk memuluskan jalannya mempertahankan kursi wali kota.

"Ngurusi warga itu berat kalau ada deal tertentu. Aku tidak mau itu jadi hambatan melayani masyarakat," katanya.

Risma pun mengaku tak ada sekelompok orang yang menawarinya paket untuk membeli calon boneka. Memulai pekerjaan sejak pagi dan pulang tengah malam disebut Risma menjauhkan dirinya dari berbagai tawaran tersebut.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum menyatakan Kota Surabaya gagal mengikuti pilkada serentak yang akan diselenggarakan pada 9 Desember mendatang.

Menilik Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2015, sebuah daerah pemilihan harus memiliki setidaknya dua pasangan bakal calon kepala daerah untuk berpartisipasi pada pilkada tersebut.

Senin kemarin (3/8), sebenarnya terdapat satu pasangan yang datang ke KPU Kota Surabaya untuk mendaftarkan diri, yakni Dhimam Abror dan Haris Purwoko. Akan tetapi, Haris menghilang hingga tengah malam tanpa menandatangi sejumlah berkas yang menjadi persyaratan.

"Surabaya memang sebelumnya ada lagi yang mendaftar, tetapi berdasarkan informasi terakhir, seorang pendaftar mengundurkan diri," ujar Ketua KPU Husni Kamil Malik dalam konferensi pers di Gedung KPU, Jakarta, Senin (3/8) malam. (meg)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER