Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti meyakinkan bahwa stok beras nasional aman hingga akhir tahun 2015.
"(Stok aman hingga) akhir tahun, dengan keluar masuk stok diserap dan dikasih tadi sekitar 1,5 juta ton sampai 1,6 juta ton. Menurut hitungan sementara angka itu masih cukup aman," ujar Djarot di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (6/8).
Jumlah itu dianggap Djarot cukup untuk memenuhi kebutuhan beras miskin (raskin) selama empat bulan, yakni sekitar 1 juta ton beras. Hitungan empat bulan diambil hingga musim panen kembali terjadi pada Maret 2016.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apabila stok beras Bulog masih berlebih, ucap Djarot, maka akan digunakan stok beras non-medium. "Maka yang 500 ribu ton bisa untuk cadangan non-medium," kata dia.
Sementara daya serap Bulog sampai akhir tahun, ungkap Djarot, diperkirakan menyentuh angka 1,5 juta ton hingga 2 juta ton beras atau gabah setara beras. Hal itu dikarenakan pada Maret-April petani mulai panen.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman berpendapat impor merupakan opsi terakhir yang harus ditempuh. Pasalnya Kementerian Pertanian memprediksi stok beras yang ada mencukupi hingga akhir tahun.
"Itu benar-benar pilihan terakhir," ujarnya.
Amran mengatakan berdasarkan angka ramalan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pertanian ada sekitar 75,5 juta ton gabah kering giling (GKG) tersedia hingga akhir tahun, namun jika El Nino melanda diperkirakan jumlah tersebut tidak akan turun drastis.
"Paling hanya 75,2 juta ton, jadi tidak akan terlalu signifikan," ujar Amran.
Oleh sebab itu, Amran menilai dana cadangan senilai Rp 3,5 triliun tidak perlu digunakan, mengingat cadangan beras sudah aman.
"Itu dana cadangan saja. produksi Insya Allah bisa gunakan angka ramalan BPS," ujarnya.
(hel)