Jakarta, CNN Indonesia -- Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng Salahuddin Wahid menunggu itikad baik pengurus Nahdlatul Ulama hasil Muktamar di Jombang, Jawa Timur yang baru terpilih kemarin untuk bertemu dengannya. Namun ia berharap rencana islah itu harus melibatkan pengurus wilayah dan cabang yang saat ini belum bisa menerima hasil Muktamar.
Kiai yang akrab disapa Gus Solah ini sendiri mengaku dirinya tak terlibat langsung dengan Muktamar meski sempat mencalonkan diri menjadi Ketua Umum PBNU.
"Saya menunggu, tapi bukan saya yang islah, pengurus wilayah dan cabang yang haknya dilanggar," kata Gus Solah kepada CNN Indonesia, Jumat (7/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengklaim ada separuh pengurus wilayah dan pengurus cabang NU yang belum bisa menerima hasil Muktamar di Jombang. "Mereka harus diperhatikan," kata Gus Solah. (Baca juga:
Gus Mus Tolak Jabatan, Ma'ruf Amin Ditetapkan Jadi Rais Am NU)
Berapapun banyaknya pemilik suara dalam Muktamar yang menolak, PBNU menurutnya harus memperhatikan, apalagi jumlahnya yang hampir separuh dari total pengurus daerah.
SIMAK FOKUS: Kabar dari Dua MuktamarTak hanya menolak, mereka juga berencana menggugat hasil Muktamar di Jombang itu ke pengadilan. Gus Solah sendiri menyatakan akan memberi dukungan meski belum tahu rencana detil para pengurus cabang dan wilayah yang kecewa.
Pekan depan Gus Solah berencana bertemu dengan pengurus wilayah dan pengurus cabang untuk membahas yang masih jadi keberatan. Ia mengakui keinginan paling ekstrim mereka adalah menggelar muktamar tandingan.
Gus Solah sendiri menilai Muktamar cacat hukum. Dua hal yang jadi latar belakang tidak diakuinya hasil Muktamar oleh adik kandung Gus Dur itu. Pertama soal mekanisme pemilihan
ahlul halli wal aqdi, formatur pemilih Rais Am, dan tidak adanya agenda pandangan umum terhadap laporan pertanggungjawaban Ketua Umum PBNU periode lalu. (Baca juga:
Doa Kiai Ma'ruf Tutup Muktamar NU di Jombang)
Muktamar NU ke-33 di Jombang, Jawa Timur sudah ditutup Kamis (6/8) dini hari kemarin. Salah satu kepentingan penting Muktamar adalah mengesahkan Ma'ruf Amin sebagai Rais Am dan Said Aqil Siroj sebagai Ketua Umum PBNU.
Jika Ma'ruf dipilih oleh sembilan kiai sepuh setelah Mustofa Bisri menolak jabatan Rais Am, Said Aqil memenangi pemilihan langsung.
(sur)