Jakarta, CNN Indonesia -- Didin Hafidhuddin, pendiri Partai Keadilan –sebelum berubah nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera, menganggap pergantian Ketua Majelis Syuro dari Hilmi Aminuddin ke Salim Segaf Al-Jufri tak bakal mempengaruhi kondisi internal partai.
Menurut Didin, meski Hilmi tak lagi menjabat Ketua Majelis Syuro, dia akan tetap menjaga dan mengawal partai, sebab tiap kader akan memiliki tanggung jawab yang sama ketika telah menjadi kader PKS.
Didin juga memuji proses pergantian Ketua Majelis Syuro dan Presiden PKS yang berjalan lancar. “Ini bagus, tidak ada keributan. Para penggantinya juga kader terpilih yang memiliki integritas dalam memimpin,” kata dia kepada CNN Indonesia, Selasa (11/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senin kemarin (10/8), Hilmi mengatakan suksesi kepemimpinan PKS saat ini merupakan regenerasi yang telah lama ditunggu partainya. Hilmi melepas jabatan tertinggi di partai itu setelah mengembannya selama dua periode atau 10 tahun, yakni 2005-2010 dan 2010-2015.
Selama ini PKS tak dapat dilepaskan dari sosok Hilmi. “Bagaimanapun, pemimpin tertinggi di PKS ialah Ketua Majelis Syuro, bukan Presiden,” ujar Tifatul Sembiring, mantan Presiden PKS yang kini menjadi anggota Majelis Syuro PKS.
Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono itu menyatakan Hilmi memang berperan penting bagi PKS. “Dia seperti orang tua saya sendiri. Dia sosok pendidik, mengajari banyak hal yang tidak kami mengerti tentang agama,” kata Tifatul.
Hilmi memulai karier politiknya pada 1998, saat rezim Soeharto berakhir. Kala itu ia dan sejumlah rekannya mendirikan Partai Keadilan yang pada 2002 berubah nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera.
Pada 2005, Hilmi terpilih menjadi Ketua Majelis Syuro PKS lewat mekanisme voting tertutup. Ia mengantongi 29 dari total 50 suara anggota Majelis Syuro, mengungguli tiga calon Ketua Majelis Syuro lainnya –Salim Segaf, Surahman Hidayat, dan Abdul Hasib.
Hilmi kembali terpilih menjadi Ketua Majelis Syuro pada 2010 dalam Pemilihan Raya Majelis Syuro PKS, dan kini pada 2015 ia ‘memberikan’ kursi tertinggi partai kepada Salim Segaf yang dahulu pernah dikalahkannya.
Pengganti Hilmi, Salim Segaf, merupakan cucu ulama besar Palu, Sayyid Idrus bin Salim Aljufrie. Salim menjabat Menteri Sosial pada periode kedua pemerintahan SBY. Sebelumnya ia adalah Duta Besar RI utnuk Arab Saudi dan Oman.
Menurut fungsionaris PKS Mardani Ali Sera, Salim dipilih sebagai Ketua Majelis Syuro karena tiga hal, yakni keulamaan, senioritas, dan kapasitas. Usai terpilih, Salim menyampaikan doa dan pujian untuk Hilmi yang menurutnya selama ini membimbing kader agar siap menghadapi tantangan zaman.
(agk)