PAN Belum Dapat Undangan Resmi dari Presiden Bahas Reshuffle

Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Rabu, 12 Agu 2015 09:09 WIB
PAN menyatakan ada tiga sektor kementerian yang perlu disoroti oleh Presiden Joko Widodo bila benar akan segera melakukan reshuffle kabinet.
Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla didampingi istri saat berfoto bersama para menteri seusai mengumumkan sekaligus mengenalkan nama menteri di Halaman Istana Merdeka, Minggu, 26 Oktober 2014. Kabinet yang diberi nama Kabinet Kerja ini terdiri dari 34 menteri. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (PAN) Yandri Susanto mengatakan partainya hingga kini belum dilibatkan dalam rencana perombakan susunan menteri Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

"Sampai saat ini PAN belum mendapat undangan resmi dari Presiden untuk membahas reshuffle. Tapi bila benar, ada tiga kementerian yang harus di reshuffle yaitu ekonomi, hukum dan keamanan, dan pemuda," ujar Yandri kepada CNN Indonesia, Rabu (12/8).

Yandri mengatakan ada tiga sektor kementerian yang perlu disoroti oleh Presiden Joko Widodo bila benar akan segera melakukan reshuffle kabinet. Ketiga kementerian itu dianggap menjadi dalang terpuruknya stabilitas Indonesia saat ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yandri menuturkan, sektor ekonomi perlu mendapat sorotan tajam. Karena buruknya kinerja Kementerian Keuangan dan Kementerian Koordinator Perekonomian telah mempengaruhi peningkatan angka pengangguran, merosotnya nilai tukar rupiah, dan kemungkinan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK)  besar-besaran karena kedua dampak tersebut.

Sementara untuk Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Yandri mengatakan, seringkali menjadi biang keladi kegaduhan di masyarakat.

"Seharusnya hukum dan keamanan yang menjaga ketenangan, malah sering kali dia yang bikin gaduh," ujarnya. (Baca: PDIP: Jokowi Sudah Evaluasi Menteri, Tinggal Umumkan Saja)

Lebih jauh Yandri mengatakan, Kementerian Pemuda dan Olahraga juga patut diperhatikan. Pasalnya, kementerian yang dipimpin oleh Imam Nahrawi tersebut telah membuat kondisi olahraga, khususnya sepak bola tidak terlaksana dengan baik. Lebih dari itu, hingga kini Indonesia masih minim dari prestasi, khususnya prestasi internasional.

Yandri menyatakan, sejak dulu PAN telah mendorong Jokowi untuk melakukan reshuffle kabinet. Namun, ia mengatakan dorongan tersebut bukan atas dasar dorongan politik semata, melainkan bentuk tanggung jawab moral partai untuk memajukan bangsa. (Baca: Desakan Rombak Kabinet Kerja Menguat)

Yandri mengaku bila nantinya mendapat tawaran dari Jokowi untuk menyediakan kadernya sebagai menteri maka PAN melakukan koordinasi terlebih dahulu.
"Kami tidak otomatis akan menerima. Ada proses yang akan dilalui, misalkan melakukan rapat pleno maupun rapat harian. Namun bila tidak diajak sama sekali, kami tidak apa-apa," ujarnya.

Sebelumnya, isu perombakan kabinet santer terdengar selepas Hari Raya Idul Fitri. Informasi yang didapatkan CNN Indonesia dari lingkaran partai pendukung pemerintah menyebutkan perombakan kabinet akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo Rabu (12/8) siang ini. Namun belum bisa dipastikan pengumuman perombakan kabinet apakah akan dilakukan di Istana Bogor atau di Istana Kepresidenan.

"Iya benar (reshuffle). Benar. Sudah jangan tanya lagi ya," ungkap sumber tersebut kepada CNN Indonesia. (Baca: PDIP Serahkan Kriteria Menteri yang Diinginkan ke Jokowi)

Rencana Presiden Joko Widodo mengganti sejumlah menteri di Kabinet Kerja kembali beredar di publik. Partai NasDem menyebut bahwa reshuffle kabinet memang akan dilakukan dalam waktu dekat.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat NasDem Bidang Hukum Advokasi dan HAM Taufik Basari mengatakan partainya pasrah saja jika Jokowi mengganti menteri asal NasDem. “Menteri NasDem kami serahkan ke Presiden penilaiannya. Mau dipertahankan silakan, mau diganti juga boleh. Komitmen kami sama sejak awal, komitmen tanpa syarat,” ujar Taufik kepada CNN Indonesia, Rabu pagi (12/8).

(obs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER