Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum PPP hasil Muktamar Surabaya, M Romahurmuziy, memandang perombakan menteri dalam Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-JK membawa angin segar bagi perbaikan ke depannya. Partai pendukung pemerintah yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat mendukung penuh reshuffle yang baru saja dilakukan oleh Presiden Joko Widodo.
“Kami dari partai-partai pendukung KIH pada prinsipnya melihat komposisi baru adalah komposisi yang lebih memberikan harapan ke depan,” kata Romahurmuziy yang akrab disapa Romy di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8).
Romy, yang ikut menghadiri pelantikan menteri baru menekankan pentingnya reshuflle untuk memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia. (Baca:
Reshuffle Kabinet Jokowi Menggema di Twitter)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kita tahu persis hari ini kita dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah dan kita berharap kinerja perekonomian khususnya makro bisa didongkrak dengan adanya perubahan anggota kabinet,” tutur dia.
Romy menyatakan kinerja menteri dalam bidang ekonomi perlu ditingkatkan dalam rangka merespons perlambatan ekonomi global. “Reshuffle itu selalu dilakukan untuk menumbuhkan harapan. Pemerintahan ini sudah berjalan 10 bulan,” ucapnya. (Baca:
Jalannya Pemerintahan Berat kalau Jokowi Tak Ganti Menteri)
Sebagai pihak yang berada di lingkaran pemerintahan, Romy mengatakan pihaknya sudah diajak bicara oleh Presiden Jokowi terkait rencana reshuffle. “Seminggu lalu kita diundang Presiden untuk rapat koalisi, rutin sebenarnya, dan beliau saat itu sudah menyampaikan komunikasi tentang adanya rencana reshuffle,” ujarnya.
Mengenai ada atau tidaknya usulan dari partai-partai pendukung soal nama calon menteri baru, Romy mengatakan sepanjang Presiden tidak meminta nama dari partai-partai pendukung tentunya pihak partai tidak memunculkan. “Presiden pada prinsipnya mendiskusikan saja,” ucapnya. (Baca:
NasDem Bakal Gelar Rapat Soal Jumlah Kursi Menteri)
Dia menambahkan, beredarnya cukup banyak nama menteri waktu itu yang disebut-sebut bakal diganti tidak menjadi persoalan. "Kalau namanya beredar kan boleh-boleh saja. Tapi kan yang kita lihat semakin mendekati pelantikan nama semakin mengkrucut tinggal enam dan tidak meleset sama sekali," tuturnya.
(obs/obs)