Pembelaan Keluarga Soeharto Soal Yayasan Supersemar

Gilang Fauzi | CNN Indonesia
Jumat, 14 Agu 2015 18:51 WIB
Sang putri, Titiek Soeharto menyatakan persoalan Yayasan Supersemar tidak ada sangkut pautnya dengan keluarga besar Cendana.
Mantan Presiden Soeharto meninggalkan Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan, Rabu (11/5). Mantan penguasa Orde Baru ini dirawat 7 hari. Dia masih tersenyum. 2005. (CNN Indonesia/Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia -- Putri mendiang Presiden Soeharto, Siti Hediati Soeharto, menyatakan persoalan Yayasan Supersemar tidak ada sangkut pautnya dengan keluarga besar Cendana. Putusan eksekusi aset yang ditaksir mencapai sekitar Rp 4,4 triliun itu diklaim sepenuhnya menjadi persoalan yayasan.

Perempuan yang lebih akrab disapa Titiek Soeharto itu mengatakan Mahkamah Agung telah meralat bahwa putusan itu tidak mengandung unsur tuntutan terhadap individu Soeharto maupun ahli warisnya. Namun Titiek juga enggan mengamini putusan yang menganggap Yayasan Supersemar telah melakukan penyalahgunaan uang negara.

Titiek mengatakan, pada tahun 1975 terbit peraturan presiden yang disusul keputusan peraturan menteri keuangan bahwa lima persen sisa laba bank pemerintah digunakan untuk membantu pendidikan dan disalurkan melalui Yayasan Supersemar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dana yang dihimpun oleh yayasan selama Perpres itu hidup, kata Titiek, jumlahnya mencapai sekitar Rp 309 miliar. Sementara itu, total beasiswa yang dikeluarkan oleh Yayasan Supersemar jumlahnya mencapai Rp 504 miliar.

Dengan kalkulasi tersebut, Titiek menganggap uang suntikan dari bank sudah ludes diperuntukkan beasiswa.

"Jadi tidak ada penyalahgunaan dana pemerintah. Itu dana yayasan," ujar Titiek di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (14/8).

Selain itu, ujar Titiek, dana yayasan tidak hanya diperoleh dari dana CSR bank. Melainkan juga ada yang diperoleh dari masyarakat, perusahaan swasta dalam/luar negeri, serta suntikan dana dari para konglomerat.

Salah satu tudingan penyelewengan dana yang dilakukan Yayasan Supersemar adalah adanya aliran dana penempatan duit di Bank Duta. Titiek membantah hal itu dilakukan untuk membantu keuangan sejumlah perusahaan.

Kebetulan, kata dia, Bank Duta yang menjadi penempatan duit itu belakangan runtuh alias bangkrut. Duit yang diberikan pun diklaim bukan duit pemerintah, melainkan uang sumbangan dan pinjaman yayasan kepada swasta.

"Yang dipinjamkan saja gak ramai, kenapa pemerintah yang ramai, gitu," kata dia.

Titiek kembali menegaskan bahwa Yayasan Supersemar merupakan yayasan yang didirikan mendiang ayahnya pada tahun 1974 dengan tunjuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah saat itu belum sanggup menyekolahkan seluruh rakyatnya.

"Jadi didirikanlah yayasan ini, menampung sumbangan-sumbangan dari konglomerat-konglomerat dan dari bank pemerintah itu cuma 5 persen dari sisa laba. Jadi, gak seberapa. Itu kan untuk negara juga," kata dia. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER