Operasi SAR Cari Trigana Diyakini Lebih Efektif Via Udara

Joko Panji Sasongko | CNN Indonesia
Minggu, 16 Agu 2015 23:18 WIB
Kondisi geografis di kawasan yang jadi lokasi kontak terakhir dengan pesawat Trigana tak memungkinkan untuk operasi dari jalur darat.
Kantor Pusat Trigana Air di kawasan Kalimalang, Jakarta, Minggu (16/8)(CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Jalur udara diyakini sebagai cara paling efektif dalam melakukan pencarian korban dan evakuasi pesawat ATR 42 milik Trigana Air yang diduga jatuh di kawasan Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Kondisi geografis kawasan itu tak memungkinkan untuk operasi dari jalur darat.

"Satu-satunya cara yang paling cepat dan paling efektif adalah dengan pesawat, maksudnya dengan pesawat heli yang mampu turun di lokasi. Misalnya, Mi-17, Super Puma dan Heli Dauphin milik Basarnas," ujar Mayor Jenderal Tatang Zainuddin, mantan Deputi Operasi Badan SAR Nasional, kepada CNN Indonesia, Minggu (16/8) malam.

Menurut Tatang, butuh waktu berhari-hari jika menempuh jalur darat karena kondisi geografis di sana terbilang sulit. Tatang pernah bertugas di Papua saat masih jadi prajurit Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat (Kopassus). Dari pengalamannya, daerah yang diduga menjadi titik terakhir hilang kontak dengan pesawat tersebut, adalah daerah yang unik dan rumit.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya bisa gambarkan, itu daerahnya kan pegunungan terjal, hutan cukup lebat, sulit untuk jalan, sulit untuk dilalui. Itu memang cukup sulit, rumit dan unik. Jarak antara pemukiman memakan waktu bukan jam, tapi hari. Kalau saya memperkirakan, paling cepat 2 hari, karena perlu makan dan menahan dingin," ujarnya.

Lebih lanjut, Tatang mengatakan, faktor umum yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan di kawasan Papua adalah kondisi alam yang berubah-ubah. Sehingga mengganggu jarak pandang dan komunikasi dengan bandara.

Tatang menduga, ada kemungkinan pesawat ATR 42 milik Trigana Air itu hilang kontak setelah menabrak gunung atau jatuh ke hutan. Namun, ia belum berani memastikan kemungkinan tersebut sampai ada informasi valid dari pihak yang bertanggung jawab atas hilangnya pesawat tersebut.

Pesawat ATR 42 milik Trigana Air tujuan Jayapura- Oksibil, Pegunungan Bintang, hilang kontak pada pukul 14.55 WIT, Minggu (16/8). Berdasarkan informasi yang dihimpun CNN Indonesia, pesawat bernomor penerbangan IL 257 PK-YRN itu mengangkut 5 kru dan 49 penumpang.

Berikut ini nama-nama mereka yang berada di pesawat tersebut:
Pilot: Capt. Hasanudin
Co. Pilot: Ariadin
Awak kabin: Pramugari Ika N dan Ditta A, serta seorang teknisi bernama Mario.
Penumpang:
1. Endah Mustika Sari
2. La Boni
3. Yulita Kalakmabin
4. Manuella Uropmabin
5. Markus Kalakmabin
6. Oskar Mangonto
7. Menakem Mote
8. Yosia Mote
9. Agustinus Luarmase
10. Dewa Putu Raka
11. M N Aragae
12. Yustinus Hurulean
13. La Ode M
14. Wa Ode Suriana
15. Yohanis Kiabra
16. Yunus Setamanggi
17. Supriyani
18. Pariem
19. Ardono/Hikmad
20. Yundriadi
22. Utopdana Hosea
23. Asirun
24. Amran
25. Musvia
26. Wengdepen Bamulki
27. Esap Aruman
28. Piter
29. Surya
30. Thenus Babingga
31. Natikonop Ireneus
32. Marusaha Sitorus
33. Armaita
34. Epi Ardi
35. Eki Kimki
36. Kepi Deal
37. Petrus Tekege
38. Kasipmabin Engel Bertus
39. Milka Kakyarmabin
40. Ewelin Uropmabin
41. Theo Stiben Kalakmabin
42. Yusran
43. Egenio Dilam
44. Emilia Gobay
45. Ronald Dilam
46. Alimdam Yawan
47. Methodius DK
48. Marselino DK
49. Valerin (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER