Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama tak mau keterlibatan pihak swasta dalam membereskan Taman Margasatwa Ragunan dinilai sebagai bentuk mengubah status kebun binatang tersebut menjadi milik swasta.
Ia pun mengimbau agar para pengurus kebun binatang tidak khawatir terhadap kerja sama tersebut. "Tidak ada diswastakan. Swasta yang masuk dalam rangka menyumbang duit, ini tetap aset kita," kata Ahok, sapaan akrab bekas Bupati Belitung Timur itu saat ditemui di Ragunan, Jakarta, Selasa (18/8).
Ahok berujar, Taman Margasatwa Ragunan memang membutuhkan dana yang banyak untuk membangun kawasan tersebut. Pihak swasta hadir untuk memberikan bantuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
"Dia cuma bangun, lalu transfer ke kami dan kami yang kelola. Uangnya buat membangun dan subsidi untuk kebutuhan di sini," ujar Ahok.
Menurut Ahok pihak swasta bisa membantu mengembangkan Taman Margasatwa Ragunan menjadi lebih baik lagi. Misalnya, dengan menambahkan permainan tanpa menaikkan harga tiket. (Baca:
Ahok: Ragunan Banyak Proyek Abal-abal, Saya Punya Fotonya)
Pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Jakarta itu menambahkan keterlibatan pihak swasta juga dimaksudkan untuk membangun Taman Margasatwa Ragunan sampai bisa berkelas internasional.
Namun, Ahok sadar untuk mewujudkan mimpi tersebut perlu waktu dan perencanaan yang matang. Tidak mudah untuk mengubah Taman Margasatwa Ragunan menjadi kebun binatang berkelas dunia.
"Desain 147 hektare (luas Taman Margasatwa Ragunan) tidak mudah. Ini dua kali Monas," ujar Ahok.
Taman Margasatwa Ragunan memiliki luas 147 hektare dan 2.025 satwa. Sebanyak 80 persen satwa di antaranya merupakan satwa endemik Indonesia. (Baca:
Ahok Beri Nama Unik Dua Jerapah Australia di Ragunan)
Dari dua ribuan satwa tersebut, sebanyak 851 di antaranya merupakan mamalia, 757 merupakan burung, 218 reptil, dan 199 ikan. Sedangkan untuk jumlah pohon, Taman Margasatwa Ragunan memiliki 20 ribu pohon.
(obs)