Jakarta, CNN Indonesia -- Penggusuran di Kampung Pulo menyisakan puing-puing dari bangunan rumah seperti seng, kayu, besi, kabel, batu-bata dan sebagainya. Sisa penggusuran ini rupanya dimanfaatkan oleh warga yang tidak digusur, salah satunya untuk merenovasi rumahnya.
Abdul Latif (37) dirinya mengaku pernah mengambil puing-puing gusuran ketika Pemprov DKI Jakarta menggusur 14 ruko di pinggir Kali Ciliwung pada akhir Mei lalu.
Latif mengatakan dirinya tidak mendapatkan larangan dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ketika mengambil puing-puing tersebut. Hasil puing-puing dimanfatkan untuk dijual ke pedagang barang bekas. Sementara sisanya digunakan untuk membangun rumahnya yang tidak tergusur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lumayan buat jajan anak, waktu ruko dibongkar saya dapat besi 60 kilo terus saya kiloin. Ini (menunjuk tembok) dibangun pakai batu bata bongkaran," kata Latif, kepada CNN Indonesia pada Kamis (20/8).
Latif mengaku dirinya akan mengambil puing-puing gusuran dari penggusuran yang terjadi saat ini. Namun, dirinya mengatakan akan mengambil puing ketika pembongkaran selesai.
"Biasanya ngambil puing-puing dua hari abis pembongkaran," katanya.
Dirinya mengatakan pengambilan puing-puing tidak hanya dilakukan dirinya saja. Namun, dilakukan oleh beberapa warga.
"Kalau kayu atau bata yang masih bagus kita ambil buat benerin rumah, ya lumayan lah," ujar Latif.
Berdasarkan pantauan CNN Indonesia, rumah Latif berada di samping Kali Ciliwung. Rumah semi permanen dua lantai dia tinggali bersama tiga kepala keluarga.
Total ada 12 orang yang tinggal bersama dirinya di rumah dengan ukuran 4x10 meter. Di salah satu bagian rumahnya tampak tembok dengan batu bata merah yang menurutnya hasil dari puing gusuran.
BACA FOKUS:
Rusuh Penggusuran Kampung Pulo (hel)