Johan Budi: Saya Sekrup Kecil dari Mesin Besar KPK

Aghnia Adzkia | CNN Indonesia
Selasa, 25 Agu 2015 14:41 WIB
Meski sederetan prestasi telah ia berikan untuk komisi antirasuah namun prestasi itu tak didapatnya hanya seorang diri tetapi disokong bagian lain.
Johan Budi Sapto Pribowo saat tahap akhir wawancara calon pimpinan KPK di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (25/8). (CNN Indonesia/ Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johan Budi Sapto Pribowo mengaku sederetan prestasi telah ia berikan untuk komisi antirasuah. Namun, prestasi itu tak didapatnya hanya seorang diri tetapi disokong oleh bagian lain.

"Saya sekrup kecil dari mesin besar bernama KPK," kata Johan saat seleksi wawancara di Gedung Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (25/8). (Lihat Juga: Johan Budi Nilai Salah Serap Anggaran Bukan Korupsi)

Johan menceritakan, dirinya sempat menjadi Ketua Tim Krisis komisi antirasuah saat bersitegang dengan Polri. (Baca Juga: Pansel KPK Dinilai Tidak Maksimal Gali Pemikiran Capim)

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat itu ada hiruk pikuk dan banyak yang saya lakukan tapi tidak bisa mengklaim karena usaha saya saja tapi karena tim," kata Johan.

Selain itu, Johan mengklaim berusaha membangun komunikasi baik di internal maupun eksternal dengan media. Komunikasi itulah yang kemudian menjadikannya memiliki nilai lebih dibanding kandidat lain. (Lihat Juga: Profil Tujuh Calon Pimpinan KPK yang Diwawancara Hari Ini)

"Saya punya kontribusi sehingga membuat lembaga ini didukung dan dipercaya publik. Saya memang bukan sarjana hukum tapi yang dibutuhkan KPK banyak hal dan tidak sekadar hukum," katanya.

Menilik karier Johan, pria asal Mojokerto ini mengawali dunia kerja sebagai wartawan di sebuah media di Indonesia. Kemudian, dia memutuskan untuk hijrah ke KPK pada tahun 2005 dan tak berselang lama menduduki jabatannya sebagai Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat.

Selanjutnya, pada tahun 2006 hingga tahun 2014, ia mengemban tugas sebagai juru bicara. Dalam rentang tersebut, ia juga menjadi Deputi Pencegahan.

Pada tahun 2014, Johan bersama dengan pakar hukum pidana Indriyanto Seno Adji dan mantan Ketua KPK periode 2003 hingga 2006, Taufiequrahman Ruki, ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Pelaksana Tugas Pimpinan KPK.

Penunjukkan ketiganya menyusul pemberhentian sementara dua pimpinan KPK Abraham Samad dan Bambang Widjojanto yang berstatus tersangka.

Johan berharap, dengan sederetan pengalamannya di komisi antirasuah, ia mampu memahami dan menyelesaikan tantangan internal kelembagaan.

Ketika ditanya soal tujuannya mendaftar menjadi pimpinan untuk periode selanjutnya, Johan berkata, "Saya ingin mengembalikan marwah KPK memberantas korupsi." (utd)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER