Polri Siap Bantu Telusuri Tragedi Bom Bangkok

Rinaldy Sofwan Fakhrana | CNN Indonesia
Kamis, 27 Agu 2015 11:38 WIB
Polri membuka kemungkinan untuk membantu Kepolisian Thailand mengungkap Bom Bangkok, setelah munculnya dugaan keterlibatan jaringan teroris Santoso.
Wakapolri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti. (CNN Indonesia/Resty Armenia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan pihaknya siap membantu kepolisian Thailand untuk menelusuri tragedi bom Bangkok. "Tentu kami siap membantu, tapi sampai sekarang kan belum ada permintaan. Kami menunggu," ujarnya kepada CNN Indonesia, Kamis (27/8).

Dia mengatakan, bisa saja ada keterlibatan kelompok teroris Santoso dalam pengeboman tersebut. Karena itu, kini Polri juga turut menyelidiki seberapa besar kemungkinan tersebut.

Dugaan itu berawal dari tindakan Thailand mendeportasi sekitar 150 pengungsi Uighur ke Tiongkok. Hal tersebut menurut Badrodin telah membuat marah kelompok-kelompok tertentu di Turki.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Termasuk juga ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah). Bahkan di sini (Indonesia) juga ada mereka yang gabung dengan kelompok Santoso," kata Badrodin.

CNN Indonesia mencatat, sempat ada penangkapan empat warga negara asing berpaspor Turki dan berbahasa Uighur di Poso, Sulawesi Tengah, akhir tahun lalu. Keempatnya diduga terkait ISIS dan ditangkap saat hendak bertemu dengan Santoso.

Walau demikian, Badrodin belum bisa memastikan dugaannya. "Ini baru kemungkinan yang sedang kami selidiki. Makanya saya belum berani berbicara banyak," kata dia.

Sementara itu, Paul Chambers dari Institute of South East Asian Affairs di Chiang Mai University menilai kemungkinan keterlibatan Uighur dalam kasus ini sangat kecil.

Masyarakat Uighur di Xinjiang, China, mengungsi dan mencari suaka di negara lain untuk menghindari pengekangan beragama dan beribadah di wilayah mereka.

Pasalnya, walaupun beberapa unsur masyarakat Uighur terlibat dalam gerakan terorisme dan penyerangan di China, aksi ini tidak pernah sampai dilakukan hingga ke luar negeri.

"Kemungkinan adanya teroris asal Uighur, atau warga Uighur yang marah terhadap rezim karena mendeportasi rakyat Uighur ke China -- walau ada warga China yang terbunuh dalam pengeboman ini. Tapi saya kira ini sangat tidak mungkin," ujar Chambers.

Ledakan itu terjadi 17 Agustus 2015 di depan Kuil Erawan dan menewaskan 20 orang korban. Satu warga negara Indonesia Hermawan Indrajaja tewas di tempat kejadian, dan sang istri terluka. (pit)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER