Jakarta, CNN Indonesia -- Calon Pimpinan KPK Brigadir Jenderal Basaria Panjaitan menyatakan akan menjaga independesi dirinya jika kelak menjabat pimpinan ataupun komisioner KPK.
Basaria yang dibesarkan oleh Polri ini menjamin tak akan ada bentuk keberpihakan dirinya terhadap Polri saat nanti ia menjadi pejabat KPK.
"Lebih baik saya dimarahi oleh pimpinan saya di Polri ketimbang saya melanggar aturan. Kalau untuk independensi, ibu (Pansel KPK) bisa mempercayai saya," kata Basaria saat wawancara terbuka dengan Pansel KPK di Kementerian Sekertariat Negara, Jakarta, Senin (24/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Basaria menegaskan, dengan rekam jejak yang dimilikinya maka publik bisa memercayakan amanat pimpinan KPK pada dirinya. Basaria lahir di Pematangsiantar, Sumatera Utara, 20 Desember 1957.
Basaria merupakan seorang perwira tinggi Polri yang sejak Oktober 2010 mengemban amanat sebagai Widyaiswara Madya Sespimti Polri Lemdikpo.
Kariernya sebagai polisi wanita dimulai sejak menjadi siswi di Sekolah Calon Perwira (Sepa) Polri di Sukabumi. Lulus sebagai polwan berpangkat Ipda, Basaria langsung ditugaskan di Reserse Narkoba Polda Bali.
Basaria adaah sarjana hukum lulusan Sepamilsukwan Polri I Tahun Angkatan 1983/1984 dan berpengalaman di bidang serse. Basaria menjabat Kabag Serse Narkoba Polda NTB (1997 - 2000), Kabag Narkoba Polda Jabar (2000 - 2004), Dirserse Kriminal Polda Kepri (2006 - 2008).
Basaria yang juga jenderal bintang satu, sebelumnya menjabat sebagai Kapusprovos Divpropam Polri (2009), Karo Bekum SDelog Polri (2010). Basaria pun pernah menjabat sebagai Kepala Biro Logistik Polri, Kasatnarkoba di Polda NTT dan menjadi Direktur Reserse Kriminal Polda Kepulauan Riau. Dari Batam, Basaria ditarik ke Mabes Polri, menjadi penyidik utama Direktorat Tindak Pidana Tertentu Bareskrim.
Sebagaimana diketahui, hari ini, Senin (24/8) hingga Rabu (25/8) berlangsung tes wawancara terhadap 19 calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Tes wawancara akan digelar terbuka di Ruang Serba Guna, Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta.
Masing-masing kandidat akan diberi waktu satu jam untuk menjawab pertanyaan panel. Menurut juru bicara Panitia Seleksi Betti Alisjahbana, panel terdiri dari praktisi dan akademisi.
(hel)