Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya FHB Soelistyo mengatakan dirinya belum bisa memastikan berapa jumlah dana yang dihabiskan evakuasi pesawat Trigana Air di Papua beberapa pekan lalu. Namun, menurutnya dana yang dikeluarkan tidak lebih besar dari evakuasi Air Asia yang jatuh di Selat Karimata.
"Belum dihitung, cuma sedikit, jauh lebih kecil dari evakuasi Air Asia, saya masih belum hitung dan saya tidak akan memberikan sesuatu yang tidak pasti," kata Soelistyo di Gedung Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat pada Kamis (27/8).
Menurutnya, ada beberapa faktor yang membuat dana evakuasi Trigana Air tidak sebesar Air Asia. Salah satu faktor adanya bantuan logistik yang diberikan pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anggota yang terlibat tidak sebanyak Air Asia, waktu evakuasi juga cepat sekali. Selain itu, unsur pemerintah membantu kita dalam logistik bagi komando," katanya.
Dirinya mengatakan dalam proses evakuasi Trigana selama lima hari, tim Basarnas telah berupaya semaksimal dan seefisien mungkin. Namun, dirinya belum mengetahui bagaimana penilaian masyarakat terhadap lembaganya.
"Saya tidak tahu itu cepat atau tidak menurut publik. Tapi kita telah bekerja efisien," katanya.
Dirinya pun menghimbau kepada masyarakat untuk menciptakan budaya keselamatan agar insiden serupa tidak terulang. Himbauan tersebut bukan hanya ditujukan kepada penerbangan tetapi semua hal yang berkaitan dengan keselamatan.
"Bukan hanya penerbangan, kita ciptakan budaya keselamatan, cek dan ricek untuk ancaman keselamatan, sempurna dalam perencanaan, benar dalam pelaksanaan. Jika masih terjadi, berarti ada yg perlu kita perbaiki," ujar Soelistyo.
Sebelumnya Pesawat ATR 42 milik Trigana bernomor penerbangan IL 257 hilang saat terbang dari Sentani ke Oksibil pada Minggu (16/8). Pesawat terbang dari Sentani pukul 14.22 WIT dengan mengangkut 49 penumpang, dan seharusnya tiba pukul 15.04 WIT di Bandara Oksibil.
Pesawat tersebut diterbangkan oleh Capt. Hasanudin dengan Co. Pilot Ariadin, dan dua orang pramugari yaitu Ika N dan Ditta A, serta seorang teknisi Mario.
(pit)