Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo mengatakan tim SAR gabungan patut diberikan penghargaan karena telah berupaya maksimal dalam mengevakuasi korban jatuhnya pesawat Trigana Air IL 257 di Pegunungan Bintang, Papua pada Minggu (16/8).
"Kenapa kita berikan apresiasi karena tidak semua orang konsen pada pekerjaan ini. Mereka ikut terjun bersama tim SAR dengan background keahlian yang beda-beda," kata Soelistyo, di Gedung Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Kamis (27/8).
Dalam proses evakuasi Trigana Air yang berjalan selama lima hari dirinya mengatakan tim gabungan Basarnas telah bekerja secara efisien. Dirinya mengaku belum mengetahui bagaimana penilaian publik terhadap lembaganya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya tidak tahu itu cepat atau tidak menurut publik. Tapi kita bekerja efisien," katanya.
Dirinya mengatakan bantuan dari elemen masyarakat setempat juga sangat membantu tim Basarnas dalam proses evakuasi korban.
"Tidak ada jalan lain selain kerjasama dan saling bersinergi. Dengan begitu kerjaan yang sulit menjadi mudah," ujarnya.
Menurutnya kebersamaan merupakan modal utama dalam evakuasi saat itu. Dirinya mengatakan jika lembaga lain membutuhkan bantuan tim Basarnas di lain waktu, pihaknya bersedia untuk membantu.
"Modal dasar yang kita raih yakni kebersamaan. Basarnas juga siap membantu ketika tugas pokok lembaga lain membutuhkan kita, karena kalau kita bisa bekerja bersama-sama tidak ada yang sulit di lapangan," ujarnya.
Dalam proses evakuasi korban Trigana Air, kata Soelistyo, pihaknya memberikan apresiasi kepada TNI dan Polri serta masyarakat yang ikut serta pada saat evakuasi berlangsung.
"Kita juga berikan apresiasi kepada PT Freeport atas pinjaman Helikopter Bell-nya untuk mengangkut korban," ujarnya.
Menurut Soelistyo, evakuasi yang dilakukan juga memberikan dampak positif terhadap lembaga yang dipimpinnya. Salah satunya dalam hal koordinasi.
"Kita sejak kasus Air Asia ke sini semakin mantap dalam koordinasi, kami juga melakukan keputusan yang dinamis di lapangan akibat pekerjaan gabungan," katanya.
Sebelumnya pesawat ATR 42 milik Trigana bernomor penerbangan IL 257 hilang saat terbang dari Sentani ke Oksibil pada Minggu (16/8). Pesawat terbang dari Sentani pukul 14.22 WIT dengan mengangkut 49 penumpang, dan seharusnya tiba pukul 15.04 WIT di Bandara Oksibil.
Pesawat tersebut diterbangkan oleh Capt. Hasanudin dengan Co. Pilot Ariadin, dan dua orang pramugari yaitu Ika N dan Ditta A, serta seorang teknisi Mario.
(hel)