Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih memfokuskan pada peningkatan pelayanan dan kualitas dari alat transportasi publik seperti TransJakarta dan Kopaja. Selain berencana untuk memperluas rute jangkauan, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) juga berencana untuk mengintegrasikan tarif dua moda transportasi tersebut agar lebih murah dijangkau masyarakat.
Selama ini penumpang mesti membayar Rp 3.500 untuk biaya TransJakarta ditambah dengan Rp 6.000 ketika mereka hendak menggunakan Kopaja. Ke depannya, Ahok berencana menerapkan sistem pembayaran bus dengan model tiket berlangganan harian, mingguan atau bulanan.
(Lihat Juga: FOKUS Bercermin ke Jalanan Ibu Kota)
Sehingga, masyarakat tidak perlu membayar berkali-kali saat melakukan pergantian moda dalam jenjang waktu yang ditetapkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahok pun memprediksi masyarakat akan lebih hemat menggunakan uang untuk moda transportasi massal jika sistem tersebut sudah berjalan.
(Lihat Juga: Saatnya Sepeda Jadi Feeder Angkutan Massal di Jakarta)"Mungkin nanti warga hanya membayar Rp 7 ribu sampai Rp 10 ribu per hari untuk naik bus sepuasnya. Nanti juga ada tiket mingguan," kata Ahok di Balai Kota.
Selain memberlakukan tiket berlangganan, Ahok juga berencana menggratiskan tiket TransJakarta untuk golongan masyarakat tertentu, seperti pegawai DKI yang memiliki gaji pada level Upah Minimum Provinsi (UMP), pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP), anggota TNI/Polri yang aktif serta lansia.
Saat ini, pemegang KJP sudah bisa menikmati layanan tarif gratis tersebut.
(Baca Juga: Upaya Pengembangan Bus TransJakarta Dinilai Amburadul)Melalui cara ini, Ahok yakin akan semakin banyak orang tertarik naik bus dan beralih ke transportasi umum. Pengguna kendaraan pun akan berkurang. Tidak hanya itu, ekonomi warga juga diyakini akan membaik karena tak harus terbebani ongkos transportasi.
Menambah Armada BusPemprov DKI juga menilai kurangnya jumlah armada bus menjadi persoalan yang mesti diatasi dengan segera. Oleh karena itu, Ahok mengatakan akan ada penambahan sekitar 700 hingga 800 bus, termasuk TransJakarta dan Kopaja sebagai moda transportasi publik warga Jakarta.
"Jadi, misalnya, seperti pemilik Metromini atau Kopaja dan bus yang ingin bekerja sama, saya bisa bayar rupiah per kilometer. Namun, nanti liat di LKPP-nya dulu," kata Ahok.
Saat ini banyak armada TransJakarta yang sudah mengalami kerusakan, seperti misalnya pendingin ruangan yang tidak sejuk lagi, pintu yang rusak, suara bus yang berdenyit hingga suspensi bus yang tidak karuan. Tak hanya itu, banyak juga ditemukan bus TransJakarta mogok di tengah jalan terutama ketika mengangkut penumpang yang berlebihan atau saat melalui jalan menanjak.
 Penumpang bus Transjakarta bermerek Zhong Tong beroperasi di jalur Blok M Kota (Koridor 1). Jakarta, Rabu (26/8). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Bahkan, sempat ada bus TransJakarta mengalami lepas ban di wilayah Jakarta Timur dan juga kebakaran saat melaju kencang.
Atas kejadian tersebut, Ahok pun menyalahkan kebijakan Pemprov DKI yang dulu. Menurut dia, pemerintahan sebelumnya lebih memilih untuk membeli bus dengan merek tidak jelas untuk digunakan sebagai bus TransJakarta.
Tak Mau Asal MerekUntuk ke depannya, mantan Bupati Belitung Timur itu berjanji tidak akan membeli bus secara sembarangan lagi untuk menjaga kualitas pelayanan. Ia berkata akan lebih percaya untuk membeli bus yang memiliki merek terkenal dibanding bus dengan merek baru.
"Saya bingung kenapa harus beli barang seperti itu. Kami akan setop pembelian bus sembarangan ke mereka," kata Ahok.
Menurut dia, seharusnya bus Transjakarta menggunakan bus merek besar seperti Hino atau Daewoo. Namun dua pabrik bus tersebut selalu kalah saat ikut lelang pengadaan bus. Tahun ini sistem lelang sudah diperbaiki.
Hasilnya pemenang pengadaan TransJakarta tahun ini adalah Scania, merek bus asal Swedia. Scania mampu memproduksi 25 hingga 30 bus tiap bulannya untuk memasok kebutuhan Pemprov DKI Jakarta.
 Bus Transjakarta bermerek Scania beroperasi di jalur Blok M Kota (Koridor 1). Jakarta, Rabu (26/8). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Dengan datangnya puluhan bus TransJakarta baru akhir tahun nanti, diharapkan Pemprov DKI bisa memelihara bus tersebut dengan baik. Sehingga nyawa penumpang tidak lagi menjadi taruhan manakala terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat bus beroperasi. Dengan keamanan dan kualitas yang terjamin, masyarakat pun lama kelamaan akan beralih ke TransJakarta.
Berdasarkan data 2015 dari PT TransJakarta, perusahaan tersebut tengah menyiapkan 509 unit armada bus Transjakarta dan Kopaja berbagai tipe hingga akhir tahun 2015.
Kedatangan bus tersebut akan dilakukan secara bertahap. Sebanyak 120 bus Kopaja medium merek Toyota mulai didatangkan per Oktober mendatang.
Bulan berikutnya, pada November 2015, akan ada 158 armada bus yang didatangkan, terdiri dari 99 bus merek Foton dan 59 bus merek Yutong.
Sedangkan untuk akhir tahun nanti, sebanyak 31 unit bus TransJakarta gandeng merek Scania dan 200 unit Di akhir tahun, sebanyak 231 bus baru kembali akan hadir. Bus datang sebanyak 31 unit Transjakarta gandeng merek Scania dan 200 unit bus medium Kopaja merek Toyota.
Sebelumnya, PT TransJakarta juga sempat mendatangkan 20 unit bus gandeng merek Scania ke ibu kota pada Juni lalu. Saat ini bus tersebut sudah diujicobakan.
Hingga saat ini PT TransJakarta memiliki 567 bus berbagai tipe yang siap beroperasi setiap hari. Sementara itu, jumlah bus yang beroperasi di lapangan setiap hari sebanyak 468 bus dengan berbagai tipe.
(utd)