Atasi Macet, Dua Kali Sepekan Jakarta Kerahkan 5 Ribu Polisi
Eky Wahyudi | CNN Indonesia
Jumat, 28 Agu 2015 07:09 WIB
Bagikan:
url telah tercopy
Polisi lalu lintas mengatur kendaraan di Kawasan Kuningan, Jakarta, Kamis, 5 Februari 2015. Berdasarkan survei Magnatec Stop-Start Index, Jakarta dinobatkan sebagai kota termacet di dunia. Rata-rata terdapat 33.240 kali proses berhenti-jalan pertahun kendaraan yang terjebak macet di Jakarta. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kemacetan merupakan masalah klasik yang terus ada di Jakarta. Polda Metro Jaya mencoba berbagai cara untuk mengatasi macet salah satunya menerjunkan ribuan personel untuk mengatasi kemacetan setiap Senin Pagi dan Jumat Sore. Hal ini dikarenakan kemacetan terparah terjadi pada dua hari tersebut.
Kepala Subdit Pendidikan dan Rekayasa (Kasubdit Dikyasa) Ditlantas Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Ipung Purnomo mengatakan kemacetan terjadi pada jam-jam sibuk. Namun, kemacetan yang terjadi kenaikannya tidak signifikan setiap harinya.
Dirinya mengatakan perbandingan jumlah jalan dan kendaraan yang tidak sebanding menjadi salah satu penyebab kemacetan di Jakarta. Menurutnya, penambahan motor mencapai 2-3 ribu unit per hari, untuk mobil 7-10 ribu unit. Hal ini berbanding terbalik dengan penambahan jalan yang hanya 0,01 persen per tahun.
Selain itu, jalan rusak dan proyek pembangunan MRT (Mass Rapid Train) menjadi penghambat jalan yang menyebabkan semakin parahnya macet di Jakarta. Belum lagi ditambah pengendara yang tidak menaati rambu-rambu lalu lintas.
"Proyek pembangunan MRT menghambat pengendara, lajur yang tadinya dua jadi satu. Jalan rusak yang ada di Jakarta juga menghambat dan menyebabkan efek domino bagi kendaraan lainnya jika satu kendaraan mengerem akibat jalan rusak," katanya.
Untuk mengatasi kemacetan, Ipung mengatakan pihaknya menurunkan ratusan personel setiap harinya. Namun, ada pengecualian pada Senin Pagi dan Jumat Sore. (Baca juga: Tujuh Juta Kendaraan Berkutat di Jakarta Setiap Hari)
"Untuk Senin pagi kami tidak apel, semua personil diterjunkan untuk mengatur lalu lintas, jumlahnya 5 ribu. 5 ribu personel Biasanya Senin Sore dan Jumat Pagi karena merupakan waktu terparah macet di Jakarta. Kalau hari biasanya hanya 200 personel," ujarnya.
Upaya lainnya, pihaknya berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Dinas Perhubungan.
"Pedagang Kaki Lima (PKL) juga membuat macet, makanya kita koordinasi agar ditertibkan sehingga arus lalu lintas jadi lancar," kata Ipung.
Ipung mengatakan dirinya mendukung Pemerintah Provinsi Jakarta yang membenahi transportasi umum sebagai salah satu solusi kemacetan.
"Kami mendukung pembenahan transportasi massal yang dilakukan pemprov Jakarta agar aman dan nyaman sehingga masyarakat yang biasanya menggunakan kendaraan pribadi beralih ke transportasi umum," katanya.
Sementara itu, untuk pengendara kendaraan dirinya menghimbau agar keselamatan menjadi prioritas utama. Sehingga harus menaati peraturan lalu lintas dan tata tertib dalam berkendara. Menurutnya, jika pengendara tertib, hal itu juga dapat mengurangi kemacetan di Jakarta.(pit)