Jakarta, CNN Indonesia -- Lahir di Pati pada 19 Februari, 55 tahun silam, nama Budi Waseso bagaikan momok di tubuh Polri sejak satu tahun belakangan, setelah sederet nama besar seakan terseret oleh pria yang tercatat lulus dari akademi kepolisian pada tahun 1984 silam ini.
Budi, putra dari seorang anggota Resimen Pasukan Komando Angkatan Darat (RPKAD) ini memulai kariernya di dunia kepolisian dengan menempati posisi sebagai Kepala Polisi Resort Barito Utara, Kalimantan Tengah.
Karier menengah Budi di tubuh Polri bisa dibilang dimulai pada Juli 2008 ketika ditunjuk sebagai Kaden Opsnal II Puspaminal Divisi Profesi dan Pengamanan Polri dengan pangkat Komandan Besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sana Budi menerima tanda kehormatan Bintang Bhayangkara Naraya dalam rangka HUT ke-62 Bhayangkara.
Setahun kemudian, pada 2009, pemindahan jabatan dilalui Budi dengan menduduki kursi Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Jawa Tengah. Kala itu, dia disebut berhasil menguak kasus dugaan korupsi di lingkungan kepolisian Jawa Tengah
Tak lama berkuasa di wilayah Jateng, Budi kemudian dimutasi sebagai Kepala Pusat Pengamanan Internal (Paminal) Mabes Polri. Di sinilah sosok Budi menggebrak perhatian masyarakat dan juga jajaran kepolisian.
Bagaimana tidak, seorang jenderal bintang tiga bekas Kepala Bareskrim yakni Komisaris Jenderal Susno Duadji dicokok oleh unit provost yang dikomandoi olehnya di Bandara Soekarno Hatta.
Susno saat itu berencana pergi ke Singapura, di saat terjerat kasus dugaan gratifikasi
Keberhasilannya Budi kala itu membuat karirnya menanjak. Dua tahun kemudian, yakni pada tahun 2012, dia mendapat mutasi untuk memimpin Polda Gorontalo, dan pangkat satu bintang telah dilekatkan di pundaknya sebagai Brigadir Jenderal.
Tak lama duduk di kursi Gorontalo-1, Budi kembali ke Ibu Kota. Tepatnya, pada tahun 2013 Budi ditunjuk sebagai Widyaiswara Utama Sespim Polri.
Setahun kemudian, dia akhirnya duduk sebagai Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan (Sespim) Polri. Kala itu, satu bintang lagi dibubuhkan di pundak Budi. Pangkat Inspektur Jenderal pun sah dimilikinya.
Terakhir, promosi diberikan kepada Budi di awal tahun 2015. Setelah mendapat pangkat Komisaris Jenderal, Budi pun resmi duduk di kursi Kepada Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri, menggantikan Komisaris Jenderal Polisi Drs. Suhardi Alius.
(meg/yns)