
Biaya Pengobatan Akibat Kebakaran Hutan Ditanggung Pemerintah
Yohannie Linggasari, CNN Indonesia | Selasa, 08/09/2015 15:27 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Achmad Yurianto menegaskan semua biaya pengobatan penyakit yang disebabkan kebakaran hutan ditanggung oleh pemerintah.
Pengobatan itu, jelas Achmad, bisa didapatkan dari pusat penanggulangan krisis dari kemenkes yang tersebar di berbagai daerah. Selama ini, pusat penanggulangan krisis di bawah kemenkes berfokus menangani penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bencana. (Lihat Juga FOKUS Siapa di Balik Kebakaran Hutan)
Achmad menjelaskan Kemenkes punya sembilan pusat penanggulangan krisis regional dan dua penanggulangan krisis subregional. Untuk regional tersebar di Medan, Palembang, Jakarta, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makassar, Manado, dan Denpasar. (Baca Juga: Pascablusukan Jokowi, Satgas Kebakaran Hutan Dibentuk)
Sementara, pusat penanggulangan krisis subregional berlokasi di Padang dan Jayapura. "Kami juga telah mendistribusikan bantuan masker kepada Dinas Kesehatan Provinsi Riau sebanyak 65 ribu buah," kata Achmad saat konferensi pers di Kemenkes, Jakarta Selatan, Selasa (8/9).
Bagi penderita penyakit pernapasan yang kurang mampu, Achmad mengatakan mereka tidak perlu ragu untuk berobat ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). "Kalau parah nanti dirujuk ke rumah sakit. Semua biaya ditanggung pemerintah," ujarnya. (Baca Juga: Penerbangan di Tiga Bandara Sumatera Terganggu Kabut Asap)
Achmad juga menegaskan masyarakat yang belum menjadi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan namun mengidap penyakit pernapasan akibat kebakaran hutan juga akan diberikan pengobatan gratis.
"Kami punya dana siap pakai untuk bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan dananya tidak terbatas," kata Achmad.
Seperti diberitakan sebelumnya, enam gubernur sudah menyatakan status siaga darurat akibat asap kebakaran hutan, yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
BNPB menyatakan sejauh ini terdapat 22.555 warga di Sumatera Selatan dan 1.002 warga di Riau terkena penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
Sebelumnya, Ari Fahrial Syam, dokter dari Divisi Gastroenterologi, Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengatakan dampak langsung dari asap kebakaran hutan akan mengganggu pernafasan, menyebabkan iritasi mata serta kulit.
"Kondisi asap akan menyebabkan penurunan kadar oksigen udara luar yang akan membawa dampak buruk bagi kesehatan,"katanya kepada CNN Indonesia.
Ari menambahkan paparan asap kebakaran hutan juga menyebabkan kekurangan oksigen hingga kematian jaringan atau infark. (utd/utd)
Pengobatan itu, jelas Achmad, bisa didapatkan dari pusat penanggulangan krisis dari kemenkes yang tersebar di berbagai daerah. Selama ini, pusat penanggulangan krisis di bawah kemenkes berfokus menangani penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bencana. (Lihat Juga FOKUS Siapa di Balik Kebakaran Hutan)
Sementara, pusat penanggulangan krisis subregional berlokasi di Padang dan Jayapura. "Kami juga telah mendistribusikan bantuan masker kepada Dinas Kesehatan Provinsi Riau sebanyak 65 ribu buah," kata Achmad saat konferensi pers di Kemenkes, Jakarta Selatan, Selasa (8/9).
Bagi penderita penyakit pernapasan yang kurang mampu, Achmad mengatakan mereka tidak perlu ragu untuk berobat ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). "Kalau parah nanti dirujuk ke rumah sakit. Semua biaya ditanggung pemerintah," ujarnya. (Baca Juga: Penerbangan di Tiga Bandara Sumatera Terganggu Kabut Asap)
Achmad juga menegaskan masyarakat yang belum menjadi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan namun mengidap penyakit pernapasan akibat kebakaran hutan juga akan diberikan pengobatan gratis.
"Kami punya dana siap pakai untuk bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan dananya tidak terbatas," kata Achmad.
Seperti diberitakan sebelumnya, enam gubernur sudah menyatakan status siaga darurat akibat asap kebakaran hutan, yakni Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
BNPB menyatakan sejauh ini terdapat 22.555 warga di Sumatera Selatan dan 1.002 warga di Riau terkena penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).
Sebelumnya, Ari Fahrial Syam, dokter dari Divisi Gastroenterologi, Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengatakan dampak langsung dari asap kebakaran hutan akan mengganggu pernafasan, menyebabkan iritasi mata serta kulit.
"Kondisi asap akan menyebabkan penurunan kadar oksigen udara luar yang akan membawa dampak buruk bagi kesehatan,"katanya kepada CNN Indonesia.
Ari menambahkan paparan asap kebakaran hutan juga menyebabkan kekurangan oksigen hingga kematian jaringan atau infark. (utd/utd)
ARTIKEL TERKAIT

Mereka Pengap Karena Rimba Asap
Nasional 3 tahun yang lalu
Pascablusukan Jokowi, Satgas Kebakaran Hutan Dibentuk
Nasional 3 tahun yang lalu
Penerbangan di Tiga Bandara Sumatera Terganggu Kabut Asap
Nasional 3 tahun yang lalu
Kebakaran Hutan, Negara Dinilai Tak Berani Sentuh Korporasi
Nasional 3 tahun yang lalu
Pemerintah Dinilai 'Diakali' Perusahaan Nakal Pembakar Hutan
Nasional 3 tahun yang lalu
Jokowi Lantik Willem Rampangilei Jadi Kepala BNPB Sore Ini
Nasional 3 tahun yang lalu
BACA JUGA

Klub-klub Sepak Bola di Dunia Bernama Unicorn
Olahraga • 18 February 2019 20:34
Klaim Jokowi soal Impor Jagung Turun dan Polemik Harga
Ekonomi • 18 February 2019 18:42
Hitung-hitung Biodiesel B100 'Jokowi' di Industri Otomotif
Teknologi • 18 February 2019 16:41
Beda dari BPS, Jokowi Klaim Pakai Data Impor Jagung Kementan
Ekonomi • 18 February 2019 15:01
TERPOPULER

Survei Y-Publica: Warga Jakarta Puas dengan Kinerja Jokowi-JK
Nasional • 1 jam yang lalu
Respons Fadli Zon, KPU Tetap Pakai Panelis di Debat Ketiga
Nasional 39 menit yang lalu
Sandi Ingin Pertanyaan Panelis Dihapus Saat Debat Ketiga
Nasional 3 jam yang lalu